ASIATODAY.ID, JAKARTA – Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 tidak beranjak dari angka 5%.
Capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan hanya akan tumbuh dengan capaian sebesar 5,1% pada 2020 dan 5,2% pada 2021.
Dikutip dari laporan World Bank dengan judul ‘East Asia and Pacific Economic Update October 2019: Weathering Growing Risk’ Kamis (10/9/2019), konsumsi rumah tangga diproyeksikan tetap tumbuh mengingat rendahnya inflasi serta kuatnya pasar tenaga kerja.
Dalam laporan tersebut, World Bank memproyeksikan konsumsi rumah tangga bakal terus tumbuh stabil pada angka 5,2% pada 2019 dan bakal terus berlanjut hingga 2021 dengan capaian yang sama.
Kebijakan fiskal pemerintah juga diproyeksikan semakin akomodatif dan bakal menggenjot pembangunan infrastruktur pada tahun-tahun ke depan.
Meski pertumbuhannya cenderung lambat, investasi juga diproyeksikan terus bertumbuh mengingat dengan selesainya penyelenggaraan Pemilu 2019.
Selesainya gelaran 5 tahunan tersebut mereduksi ketidakpastian politik dan menumbuhkan sentimen bisnis pada sisa 2019 dan tahun-tahun ke depan.
Pertumbuhan investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) diproyeksikan bakal tumbuh 5% pada 2019 dan diproyeksikan bakal terus tumbuh pada 2020 dan 2021 dengan proyeksi pertumbuhan masing-masing sebesar 5,5% dan 6%.
Perlu dicatat bahwa angka pertumbuhan investasi yang diproyeksikan oleh World Bank masih lebih rendah dibandingkan dengan capaian pertumbuhan investasi pada 2018 yang mencapai 6,7%.
Ditengah perang dagang yang bergejolak, ekspor diproyeksikan mengalami pertumbuhan negatif dengan capaian sebesar -1% pada 2019 dan diproyeksikan akan kembali tumbuh pada 2020 dan 2021 dengan pertumbuhan sebesar 1,5%dan 2,8%.
Akibat pertumbuhan investasi yang diproyeksikan lebih rendah dibandingkan dengan tahu sebelumnya, impor Indonesia juga diproyeksikan mengalami pertumbuhan negatif sebesar -3,5% pada 2019. Meski demikian, impor Indonesia diproyeksikan tetap kembali tumbuh pada 2020 dan 2021 dengan proyeksi pertumbuhan impor mencapai 2% dan 3,7%.
Dari sisi lapangan usaha, 2 sektor yang dinilai yakni agrikultur dan industri diproyeksikan tetap tumbuh pada 2019, meski lebih rendah dibandingkan dengan 2018.
Sektor agricultur diproyeksikan tumbuh 3,3% pada 2019 dan akan terus pada 2020 dan 2021 dengan capaian pertumbuhan sebesar 3,7% dan 3,6%.
Sektor industri juga diproyeksikan tumbuh sebesar 3,8% pada 2019 dan akan terus tumbuh pada 2020 dan 2021 dengan capaian masing-masing sebesar 4,4% dan 4,2%.
Untuk diketahui, pertumbuhan sektor agricultur dan industri pada 2018 tercatat masing-masing sebesar 3,9% dan 4,3%.
Adapun sektor yang diproyeksikan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan 2018 adalah sektor jasa yang diproyeksikan oleh World Bank tumbuh 6,7%, lebih tinggi dibandingkan dengan 2018 yang tumbuh 5,8%.
Meski demikian, sektor jasa diproyeksikan mengalami perlambatan pertumbuhan pada 2020 dan 2021 dengan proyeksi masing-masing sebesar 6,1% dan 6,5%. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post