ASIATODAY.ID, JAKARTA – Wajah ibukota Indonesia, DKI Jakarta kembali tercoreng oleh banjir.
Hujan deras pada Minggu dini hari (23/2/2020), mengakibatkan sejumlah lokasi di DKI Jakarta tergenang. Berdasarkan pantauan Traffic Management Control (TMC) Polda Metro Jaya, air menggenangi beberapa wilayah di Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.
“Pada 02.54 WIB banjir 40-50 sentimeter di Jalan Surabaya, Jalan Cilacap, dan Jalan Bandung, Jakarta Pusat. Bagi kendaraan sejenis sedan diimbau agar tidak melintas,” demikian informasi resmi dari akun Instagram @tmcpoldametro, Minggu (23/2/2020).
Banjir juga menggenangi kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Ketinggian air diperkirakan mencapai 50 sentimeter. Kondisi serupa terjadi di wilayah Jatinegara dan Ujung Menteng Cakung, Jakarta Timur.
“Pada 02.20 WIB banjir 20-30 sentimeter di dekat Halte TransJakarta Flyover Jatinegara, agar hati-hati bila sedang melintas,” demikian imbauan TMC Polda Metro Jaya.
Sementara di Jakarta Selatan, air menggenangi kawasan Tebet Timur. Genangan dikabarkan telah memasuki rumah warga. Di Jakarta Utara, air setinggi 30-60 sentimeter menggenangi Perumahan Green Garden Rorotan.
Pada Sabtu, 22 Februari 2020, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprakirakan kondisi ini. Hujan dengan intensitas beragam akan mengguyur seluruh wilayah DKI Jakarta.
Lambat Surut
Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menyebut banjir di Ibu Kota lambat surut karena bertemu gelombang pasang air laut. Akibatnya, aliran air dari sungai ke laut terhambat.
“Jadi air sungai yang hendak mengalir ke laut, terhambat oleh air pasang. Akibatnya, air meluap ke jalan-jalan,” jelas Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Juaini Yusuf.
Menurut Juaini, butuh waktu agar banjir surut karena Jakarta harus menunggu laut dalam kondisi normal agar sungai bisa mengalirkan air ke laut. Sebab, kata dia, permukaan wilayah Jakarta lebih rendah dari permukaan laut.
“Kalau laut sudah surut, saya buka tuh seluas-luasnya agar air mengalir,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, faktor lain yang menyebabkan banjir Jakarta adalah curah hujan tinggi. Juaini mengatakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat curah hujan di sejumlah daerah mencapai 200 milimeter (mm) per detik.
“Kalau normalnya kan paling di bawah 100 mm. Ini sampai 200 mm lebih. Jadi memang sangat deras hujannya dari semalam,” ujarnya.
Pada Sabtu, 22 Februari 2020, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprakirakan kondisi ini. Hujan dengan intensitas beragam akan mengguyur seluruh wilayah DKI Jakarta.(ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post