• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

CDP Dorong Perbankan di Asia Tenggara Jadi Pioner Perubahan Iklim dan Hutan

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
February 25, 2021
in Sains & Lingkungan
4 min read
0
Potensi Dampak Finansial dari Risiko Terkait Hutan di Indonesia Capai USD10 Miliar

Perkebunan Sawit di Indonesia. Dok

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS
61 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, JAKARTA – CDP, organisasi nirlaba yang bergerak di bidang lingkungan secara global meluncurkan temuan yang dihasilkan dari Kuesioner Percontohan Perubahan Iklim dan Hutan untuk Jasa Keuangan yang telah dilakukannya: yaitu kerangka kerja pengungkapan terstruktur melalui pelaporan mandiri yang belum pernah ada sebelumnya bagi dunia perbankan untuk melaporkan pinjaman yang berkaitan dengan iklim dan hutan.

Laporan ini dirilis Kamis (25/2/2021) dalam webinar virtual yang dimoderatori oleh Corrado Forcellati, Direktur Jasa Keberlanjutan KPMG Singapore dan menghadirkan pembicara panel yang terdiri dari Rizal Mohamed Ali, Wakil Direktur Utama untuk Investasi Bertanggung Jawab di KWAP; Felia Salim, Direktur AndGreen Fund; dan Meixi Gan, Wakil Direktur Keberlanjutan di Singapore Institute of International Affairs.

CDP mendorong pihak-pihak terbesar penyedia jasa pinjaman dalam sektor-sektor Komoditas yang Merisikokan Hutan (Forest Risk Commodity/FRC) untuk berpartisipasi dalam Percontohan Perubahan Iklim dan Hutan untuk Jasa Keuangan, di mana kegiatan ini menghasilkan sampel sebanyak 10 bank yang melakukan pengungkapan (7 dari Asia Tenggara dan 3 global).

RelatedPosts

Demi Masa Depan Bumi, AS dan China Bersatu Atasi Perubahan Iklim

Diplomasi Anies Baswedan Jadi Rujukan PBB dalam Aksi Iklim Global

Indonesia Lebih Mampu Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan Dibanding AS, UE dan Australia

Indonesia Komitmen Lestarikan 6 Situs UNESCO Global Geopark

Indonesia Berambisi Tekan Emisi Karbon Hingga 314 Juta Ton di 2030

Bank-bank yang berpartisipasi memegang kendali untuk mendorong terjadinya perubahan nyata dalam perekonomian, dengan mengelola pinjaman sebesar lebih dari 2,5 triliun Dolar AS dan mencakup lebih dari 19% dari semua pinjaman bagi sektor-sektor komoditas FRC di kawasan Asia Tenggara.

Proyek percontohan ini berfokus di Asia Tenggara yang menjadi tempat produksi dan dikucurkannya pembiayaan bagi 85-90 persen sawit di seluruh dunia.

Fokus utama bank-bank yang berpartisipasi adalah pada satu sisi ‘pendekatan materialitas ganda’ (double materiality approach). Bank-bank tersebut melakukan penilaian terhadap seberapa besar persoalan lingkungan dapat memengaruhi portofolionya, akan tetapi kecil kemungkinan pihaknya melakukan penilaian mengenai bagaimana portofolionya dapat berdampak pada lingkungan.

Percontohan ini mendapati bahwa emisi portofolio Cakupan scope 3 merupakan sumber terbesar emisi Gas Rumah Kaca (GRK) bagi perbankan, di mana hal ini lebih dari 400 kali lebih besar dari emisi operasional.

Bank-bank di Asia Tenggara dapat menutup kesenjangan antara pihaknya dengan sesama bank lainnya yang berada pada tingkat global dengan memperbaiki cara menyelesaikan persoalan pengelolaan lingkungan yang dihadapinya. Pengungkapan informasi hutan harus meningkatkan segala aspek, khususnya yang berkaitan dengan pembiayaan komoditas FRC.

Bank memiliki kemampuan untuk membiayai terwujudnya peralihan menuju masa depan yang rendah karbon dan mendukung kelestarian hutan, dan hal ini dimulai dengan dilakukannya pengungkapan sebagai langkah kunci yang pertama.

Menurut Pratima Divgi, Direktur CDP untuk Kawasan Hong Kong, Asia Tenggara, Australia & Selandia Baru, sektor jasa keuangan adalah mata rantai yang hilang dalam menuju ekonomi berkelanjutan serta memainkan peran teramat penting dalam memitigasi perubahan iklim, sehingga mendorong terjadinya evolusi berikutnya dalam pengungkapan yang dilakukan CDP, yakni merintis indikator terkait hutan khusus untuk bank.

“Mereka yang memimpin terjadinya peralihan menuju aktivitas pembiayaan berkelanjutan akan mendapatkan keunggulan kompetitif dan peningkatan keuntungan dalam jangka panjang. CDP adalah mitra utama dalam perjalanan menuju tanggung jawab korporat, dan pengungkapan adalah langkah pertama yang positif demi masa depan yang berkelanjutan bagi umat manusia dan planet bumi,” terangnya, dikutip Kamis (25/2/2021).

Temuan utama dari pengungkapan yang unik ini menyoroti bahwa meskipun bank telah mulai mengintegrasikan kepedulian akan lingkungan hidup dalam struktur dan proses yang dijalankannya, masih ada perkembangan signifikan yang perlu dilakukan pada strategi dan pembiayaan komoditas FRC dalam jangka panjang.

Hasil ini juga menegaskan bahwa pembukuan pinjaman bank memiliki dampak yang jauh lebih besar dari operasinya, di mana emisi portofolionya berpotensi sekitar 400 kali lebih tinggi dari emisi langsung.

Meskipun bank-bank yang berpartisipasi dapat menjelaskan dengan baik risiko lingkungan yang dimilikinya, tanggapan mereka menunjukkan bahwa pihaknya saat ini lebih fokus pada satu sisi dari ‘pendekatan materialitas ganda’. Ini berarti bahwa meskipun bank umumnya melakukan penilaian bagaimana masalah lingkungan dapat mempengaruhi portofolionya, kecil kemungkinan pihaknya melakukan penilaian bagaimana dampak pada lingkungan yang ditimbulkan oleh portofolionya.

Walaupun bank-bank lainnya di tingkat global lebih mengungguli bank-bank Asia Tenggara di banyak bidang, CDP mencatat bahwa pengungkapan informasi hutan harus ditingkatkan secara keseluruhan, terutama yang berkaitan dengan pembiayaan komoditas FRC seperti kayu, sawit, sapi dan kedelai, yang merupakan penyebab terbesar degradasi dan hilangnya hutan secara global.

Di antara bank-bank yang berpartisipasi dalam percontohan tersebut, hanya satu yang mengungkapkan pembiayaan yang diberikannya kepada komoditas FRC. Bank dapat menunjukkan bahwa pihaknya memberikan pembiayaan yang berkelanjutan kepada komoditas FRC dengan cara meningkatkan transparansi.

Selain itu, dari pengungkapan ini diketahui bahwa bank memiliki peluang yang besar untuk membiayai terjadinya peralihan menuju masa depan yang rendah karbon dan positif terkait hutan. Potensi dampak finansial dari peluang lingkungan yang diungkapkan lebih besar daripada potensi dampak dari risiko yang diungkapkan, serta biaya yang diperkirakan untuk meraih peluang tersebut.

Ada satu bidang peluang yang disoroti oleh hampir semua bank, yaitu pemberian fasilitas pembiayaan kepada petani perkebunan. Terlepas dari peran penting petani dalam produksi sawit dan karet, kurangnya akses petani produsen dalam mendapatkan kredit bagi produsen petani kecil mendorong perilaku yang mengakibatkan hilangnya hutan dan meningkatnya emisi.

Fasilitas pembiayaan bagi petani dan pendekatan pelibatan lainnya yang diungkapkan oleh bank merupakan peluang untuk memajukan tidak hanya aspek lingkungan dari keberlanjutan, akan tetapi juga aspek sosialnya.

Laporan CDP mengakui betapa pentingnya sektor jasa keuangan dalam terjadinya peralihan menuju ekonomi yang rendah karbon dan positif terkait hutan. Pengaruh perusahaan penyedia jasa keuangan jauh melampaui operasi langsung yang mereka lakukan untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan dalam perekonomian yang lebih luas, sehingga menempatkan mereka pada posisi yang unik untuk mengkatalisasi perubahan dengan cara terlibat bersama perusahaan yang mereka berikan fasilitas pinjaman, investasikan, dan beri jaminan perlindungan.

Untuk tujuan ini, CDP menyimpulkan dengan rekomendasi bagi bank untuk memicu suatu lompatan ke depan menuju ekonomi berkelanjutan, dimulai dari pengungkapan dampak yang dihasilkannya secara terstandardisasi dan penuh perancangan, sebagai langkah kunci yang pertama dilakukan.

Berikut ini adalah rekomendasi lainnya.

– Melaksanakan pengawasan tingkat dewan di seluruh persoalan lingkungan.

– Memastikan agar jangka waktu, penilaian dan proses seputar persoalan-persoalan lingkungan yang ada bersifat jangka panjang;

– Memperkuat kerangka pelaporan dan mengungkapkan sepenuhnya praktik pemberian pinjaman;

– Mempertimbangkan kesalingterkaitan antara hutan dengan perubahan iklim, air dan alam dalam melakukan penilaian risiko, peluang, dan dampak dengan tepat.

“Selama beberapa tahun ke depan, CDP akan mengembangkan kuesioner jasa keuangan untuk memperluas pelaporan secara global kepada investor dan perusahaan jasa penjaminan risiko dan mengintegrasikan berbagai tema lingkungan secara komprehensif,” pungkas Pratima Divgi. (AT Network)

Tags: CDPClimate CapitalClimate ChangeKonservasi HutanPerubahan Iklim
Previous Post

Misi Keberlanjutan Global, Ajinomoto Indonesia Kurangi 75 Ribu Ton CO2 pada 2028

Next Post

Bitcoin Ancam Stabilitas Ekonomi Asia, Indonesia dan India Gagas Mata Uang Digital

Related Posts

Relasi AS-China Mencair, Joe Biden dan Xi Jinping Mulai Dialog
Sains & Lingkungan

Demi Masa Depan Bumi, AS dan China Bersatu Atasi Perubahan Iklim

April 18, 2021
Vaksinasi Covid-19 di Jakarta Jadi Referensi C40 Cities-WHO
Sains & Lingkungan

Diplomasi Anies Baswedan Jadi Rujukan PBB dalam Aksi Iklim Global

April 17, 2021
INFID Desak Pemerintah Indonesia Berperan Aktif Mengatasi Pemanasan Global
Sains & Lingkungan

Indonesia Lebih Mampu Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan Dibanding AS, UE dan Australia

April 17, 2021
Tekan Emisi Karbon, Indonesia Terima Rp800 Miliar
Sains & Lingkungan

Indonesia Berambisi Tekan Emisi Karbon Hingga 314 Juta Ton di 2030

April 16, 2021
Selandia Baru Sukses Memutus Penyebaran Covid-19
Sains & Lingkungan

Selandia Baru, Negara Pertama di Dunia yang Terapkan UU Perubahan Iklim

April 14, 2021
China Hasilkan Emisi Karbon Dioksida Sebanyak 319 Juta Ton pada 2019
Sains & Lingkungan

AS Dorong China Pimpin Aksi Iklim Global

April 14, 2021
Next Post
Bitcoin Ancam Stabilitas Ekonomi Asia, Indonesia dan India Gagas Mata Uang Digital

Bitcoin Ancam Stabilitas Ekonomi Asia, Indonesia dan India Gagas Mata Uang Digital

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Kota-kota di Asia Kini Paling Mahal di Dunia
  • Demi Masa Depan Bumi, AS dan China Bersatu Atasi Perubahan Iklim
  • Denmark Buka Kunjungan Wisatawan Global Mulai Bulan Depan
  • Panglima Militer Myanmar Siap Hadiri KTT ASEAN di Jakarta
  • Indonesia Berambisi Jadi Lumbung Pangan Dunia
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.