ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kedutaan Besar China di Filipina mengecam Amerika Serikat (AS) karena dianggap menciptakan Instabilitas di Asia.
Kecaman itu menyusul sikap utusan Gedung Putih yang berkunjung di Manila dan menyatakan dukungan terhadap negara-negara yang berselisih dengan China dan menuduh Beijing menggunakan tekanan militer untuk memajukan kepentingannya.
Selama perjalanan ke Manila pada hari Senin (23/11/2020), Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O’Brien menggarisbawahi komitmen AS untuk Taiwan dan menyampaikan kepada Filipina dan Vietnam, negara-negara yang sama-sama memiliki perselisihan maritim dengan China, bahwa AS memberikan dukungan pada mereka.
“Itu menunjukkan bahwa kunjungannya ke kawasan ini bukan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan, tetapi untuk menciptakan Instabilitas di kawasan itu guna mencari kepentingan egois AS,” kata kedutaan China dalam pernyataan yang dikeluarkan Senin malam.
“Amerika Serikat harus ‘berhenti menghasut konfrontasi’ di Laut China Selatan dan berhenti membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab tentang masalah Taiwan dan Hong Kong, yang murni urusan dalam negeri China,” lanjut pernyataan itu.
O’Brien telah memperingatkan China bahwa mereka akan menghadapi serangan balik jika mencoba menggunakan kekuatan militer untuk memaksa Taiwan, yang dipandang China sebagai salah satu provinsi yang tidak memiliki hak untuk hubungan antar negara.
AS dan China telah berselisih mengenai masalah dari teknologi dan hak asasi manusia hingga militerisasi maritim China, dengan masing-masing menuduh satu sama lain melakukan perilaku provokatif yang disengaja.
China mengklaim 90 persen Laut China Selatan termasuk wilayah yang diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.
Pengadilan internasional pada tahun 2016 memutuskan bahwa klaim luas China, berdasarkan peta historisnya, tidak sejalan dengan hukum internasional. (ATN)
Discussion about this post