ASIATODAY.ID, BEIJING – China dan Uni Eropa (UE), mendorong langkah untuk mengembangkan kemitraan strategis dan komprehensif ketika dunia menghadapi beragam tantangan.
“Kondisi internasional yang kian tidak stabil menimbulkan tantangan yang semakin pelik bagi dunia. Maka, hubungan China-UE pun memiliki dampak global yang bertambah penting,” ujar Presiden China, Xi Jinping kepada Presiden Dewan Eropa Charles Michel, dikutip Selasa (6/12/2022).
“UE siap menjadi mitra kerja sama yang andal dan mudah diajak kerja sama bagi China,” kata Michel, sosok pemimpin lembaga UE pertama yang berkunjung ke China setelah Kongres Nasional Partai Komunis China (CPC) Ke-20.
Menjaga persepsi yang tepat, mengelola perbedaan secara efisien
Mengenai upaya meningkatkan hubungan China-UE, Presiden China pertama-tama menekankan pentingnya menjaga persepsi yang tepat.
Menurut Xi, tidak ada perbedaan strategis atau konflik fundamental antara China-UE.
Dia juga menambahkan, China tidak ingin mengejar dominasi atau hegemoni, serta China pun tidak berupaya mengekspor sistem dan tidak akan melakukannya pada masa mendatang.
Dukungan China terhadap otonomi strategis UE, serta Eropa yang bersatu dan sejahtera, seperti disampaikan Xi.
Dengan mencatat bahwa kedua pihak wajar memiliki perbedaan pandangan tentang beberapa isu, Xi mendorong agar UE menjaga komunikasi dan koordinasi secara konstruktif.
Sebelum kunjungan Michel, Xi bertemu secara tatap muka dengan beberapa pemimpin negara-negara UE, termasuk Presiden Perancis Emmanuel Macron, di sela-sela KTT G20 Ke-17 pada pertengahan November. Kanselir Jerman Olaf Scholz turut berkunjung ke China pada November lalu.
Dalam perbincangannya dengan Scholz, Xi menekankan China selalu menganggap UE mitra strategis dan komprehensif, serta mendukung otonomi strategis UE, sekaligus berharap UE memperoleh stabilitas dan kesejahteraan.
Kepada Xi, Michel menyampaikan, UE siap menjalin pembahasan mendalam dengan China tentang isu-isu penting yang berhubungan dengan beragam aspek hubungan UE-China berdasarkan “sikap saling percaya dan terbuka.”
UE mengupayakan otonomi strategis dan tetap berkomitmen membangun kapasitas, serta mewujudkan integrasi Eropa, seperti ditekankan Michel.
UE mendukung kebijakan “Satu China”, serta menghormati kedaulatan dan integritas China, bahkan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri China, menurut Michel.
Mempromosikan kerja sama, mempererat koordinasi
Presiden China mendorong kerja sama dengan UE dalam memperkuat koordinasi kebijakan makroekonomi, mengupayakan prinsip saling melengkapi di pasar, permodalan, dan teknologi, serta bekerja sama membina motor penggerak pertumbuhan yang baru dalam ekonomi digital, pembangunan hijau, serta pelestarian alam, energi baru, dan kecerdasan buatan.
China juga menyambut partisipasi UE dalam kerja sama Belt and Road, serta Global Development Initiative demi meningkatkan sinergi dengan strategi Global Gateway UE, seperti dijelaskan Xi.
Ketika bertemu dengan Michel dan Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa, lewat video pada April lalu, Xi mendorong sinergi yang lebih luas antara strategi pembangunan kedua pihak, serta menjajaki prinsip saling melengkapi antara filosofi dan paradigma pembangunan China yang baru, serta kebijakan perdagangan UE untuk otonomi strategis yang bersifat terbuka.
Michel menggarisbawahi upaya memperkuat komunikasi guna mengatasi krisis energi, perubahan iklim, kesehatan publik, serta tantangan global lainnya.
Dia mengatakan, UE akan bekerja sama dengan China untuk melanjutkan proses menuju perjanjian investasi UE-China.
Terlepas dari dampak negatif pandemi Covid-19, China dan UE menjaga kerja sama ekonomi yang baik—China mengambil alih posisi Amerika Serikat sebagai mitra dagang terbesar bagi UE tahun lalu, sedangkan, volume bilateral mencetak rekor baru senilai $828,1 miliar.
China dan UE masing-masing menjadi perekonomian terbesar kedua dan ketiga di dunia. Sementara, kontribusi kedua pihak terhadap PDB dunia masing-masing tercatat 18,5% dan 17,8% pada 2021, menurut data World Bank.
Kedua pihak juga bertukar pandangan tentang krisis Ukraina.
Menurut Xi, resolusi krisis dari sisi politik menjadi hal yang paling sesuai dengan kepentingan Eropa, dan kepentingan bersama seluruh negara di Eurasia.
Xi juga menekankan dukungan China terhadap UE agar meningkatkan mediasi, serta berperan penting membangun arsitektur keamanan yang seimbang, efektif, dan berkelanjutan di Eropa.
China akan tetap berada di sisi perdamaian dan terus mengemban peran konstruktif dengan caranya sendiri, seperti dijelaskan Xi. (CGTN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post