ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kerangka Ekonomi Indo Pasifik atau Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang digagas Amerika Serikat (AS) diproyeksi akan gagal.
Demikian diungkapkan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi merespons rencana Presiden Joe Biden yang ingin membendung kebangkitan pengaruh China, dengan menggandeng sekutunya.
“Fakta akan membuktikan bahwa apa yang disebut ‘strategi Indo-Pasifik’ itu pada dasarnya adalah strategi untuk menciptakan perpecahan, strategi untuk menghasut konfrontasi, dan strategi untuk menghancurkan perdamaian,” ungkap Wang Yi setelah Wang bertemu dengan Bilawal Bhutto di Guangzhou, Minggu (22/5/2022) seperti dikutip dari Bloomberg.
Sementara itu, Joe Biden akan segera merilis inisiatif ekonomi untuk meningkatkan keterlibatan AS di Asia dan melawan pengaruh China.
AS dan sejumlah mitranya akan meluncurkan Kerangka Ekonomi Indo Pasifik atau Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dalam kunjungannya ke Jepang dan Korea Selatan mulai 20 Mei 2022.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol sudah menunjukkan dukungannya dengan mengumumkan minatnya untuk bergabung pada kerangka kerja sama tersebut pada saat berbincang dengan Biden di Seoul pada Sabtu (21/5/2022), seperti dilaporkan surat kabar Chosun Ilbo.
Kementerian Perdagangan AS tengah memimpin negosiasi pilar-pilar dari kerangka tersebut dengan fokus pada ketahanan rantai pasok, energi bersih, dekarbonisasi, infrastruktur, perpajakan, dan anti korupsi.
Sementara itu, Kantor Perwakilan Dagang AS tengah mengupayakan perdagangan yang adil dan tangguh. Biden juga tengah mengupayakan pembatasan data dan aliran data lintas batas.
IPEF adalah bagian dari upaya administrasi Biden untuk melawan pengaruh China di Asia mengikuti penarikan AS dari pembicaraan perjanjian perdagangan Kerja Sama Trans Pasifik pada era Donald Trump.
“Kami memang memiliki antusiasme yang besar soal ini. Saya sudah menggunakan banyak waktu untuk berdiskusi dengan mitra kami di Indo Pasifik,” ujar Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo.
Raimondo mengatakan kerja sama akan diumumkan pada November setelah melakukan pembicaraan dengan Australia, Selandia Baru, Singapura, Malaysia, dan Jepang.
Namun, hingga saat ini, belum ada detail yang jelas soal IPEF. (ATN)
Discussion about this post