ASIATODAY.ID, RIYADH – Jepang meminta negara-negara G20 dengan ruang fiskal yang besar untuk ikut membantu menangani risiko perekonomian global, termasuk mengatasi dampak wabah virus corona (Covid-19).
Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso mengungkapkan hal itu dalam pertemuan G20 di Riyadh. Aso menilai, epidemi virus corona telah mengaburkan prospek pemulihan global.
“Saya berbicara dengan para menteri negara G20, bahwa penyebaran epidemi virus corona dapat memiliki efek serius pada ekonomi global,” ujar Aso melansir CNA, Minggu (23/2/2020).
Aso menyatakan harapan Jepang, bahwa negara-negara dengan kelonggaran ruang fiskal dapat mengambil langkah kebijakan yang berani. Namun, Aso, tidak berani menyebutkan negara mana yang ia maksud.
Jerman telah diidentifikasi sebagai salah satu negara yang dapat meningkatkan stimulus fiskal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global, meskipun negara tersebut menolak melakukannya.
Sementara itu, pejabat kementerian keuangan Jepang mengatakan Aso tidak memilih Jerman untuk melakukan lebih banyak pengeluaran fiskal, melainkan ada negara lain yang memiliki ruang untuk membelanjakan lebih banyak.
“Menteri hanya ingin mengatakan Jepang telah mengerahkan cukup banyak belanja fiskal, dan ingin negara lain yang memiliki ruang fiskal untuk melakukan hal yang sama,” kata pejabat itu kepada wartawan.
Berbicara tentang ekonomi Jepang, Aso mengatakan pihaknya telah melakukan pemulihan secara moderat karena ditengah ketatnya persaingan tenaga kerja. Meningkatnya pendapatan rumah tangga sejauh ini membantu dalam mengimbangi kelemahan di sektor ekspor.
“Pada tahap ini, saya tidak berpikir risiko terhadap ekonomi Jepang secara tiba-tiba meningkat tajam,” kata Aso, ketika ditanya apakah wabah virus corona dapat mendorong Jepang ke dalam resesi. Namun, dia menolak berkomentar tentang penurunan mata uang yen.
Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa penurunan yen baru-baru ini sebagian besar didorong oleh dolar yang menguat, mengabaikan beberapa pandangan pasar bahwa epidemi tersebut memicu keluarnya aliran dana dari Asia.
Ekonomi Jepang menyusut pada laju tercepat dalam hampir enam tahun pada kuartal Desember, karena permintaan global yang lemah untuk mobil, mesin ditambah kenaikan pajak penjualan tahun lalu yang mengganggu konsumsi domestik.
Beberapa analis memperkirakan ekonomi akan berkontraksi lagi pada kuartal ini, atau tidak searah dengan harapan BOJ yang menginginkan adanya kenaikan pada pertumbuhan global untuk memulihkan ekonomi Jepang. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post