ASIATODAY.ID, JAKARTA – Bank DBS (DBS), Singapore Exchange (SGX), Standard Chartered dan Temasek telah mengumumkan keputusan mereka untuk bergabung mengambil tindakan dalam mengatasi perubahan iklim.
Melalui usaha bersama yang akan dibentuk oleh empat pihak tersebut, Climate Impact X (CIX) bertujuan untuk menjadi bursa global dan pasar kredit karbon berkualitas tinggi.
CIX akan memanfaatkan pemantauan satelit, machine learning, dan pemanfaatan teknologi blockchain untuk meningkatkan transparansi, integritas, dan kualitas kredit karbon yang memberikan dampak lingkungan yang nyata dan jangka panjang.
Upaya global untuk mengatasi perubahan iklim telah mendorong permintaan akan terciptanya solusi untuk membantu perusahaan mengurangi emisi karbon mereka secara efektif. Namun, teknologi rendah karbon (low-carbon technologies) saat ini, termasuk solusi energi terbarukan sepertinya tidak akan cukup dalam waktu dekat.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teknologi semacam itu hanya dapat mengurangi dua pertiga emisi global, yang mungkin tidak cukup untuk mencapai tujuan Perjanjian Iklim Paris 2015 (Paris Climate Agreement 2015) untuk membatasi pemanasan global, yang disarankan pada tingkat 1,5 derajat Celcius.
Kredit karbon berkualitas tinggi memberikan solusi praktis untuk menjembatani kesenjangan ini, terutama dalam waktu dekat, dan akan memainkan peran penting dalam strategi dekarbonisasi holistik.
CEO Interim Climate Impact X dan Chief Sustainability Officer DBS Mikkel Larsen mengatakan, Climate Impact X akan memberikan solusi bagi perusahaan untuk mengatasi emisi karbon yang tidak dapat dihindari dalam waktu dekat dan mendorong pengembangan proyek kredit karbon baru di seluruh dunia.
“Dengan fokus awal pada Natural Climate Solutions, kredit karbon juga akan mendorong untuk mengatasi risiko besar kehilangan keanekaragaman hayati dan membantu melayani masyarakat lokal. CIX akan mengembangkan tindakan kolektif oleh pemerintah global, perusahaan, dan individu untuk mencapai net-zero economy,” jelas dia melalui keterangan tertulisnya yang diterima Sabtu (22/5/2021).
Didorong oleh komitmen korporasi dalam mengatasi perubahan iklim, permintaan global untuk kredit karbon berkualitas tinggi di pasar karbon sukarela (Voluntary Carbon Market) diperkirakan meningkat setidaknya 15 kali lipat pada tahun 2030, mencapai 1,5 hingga 2 gigaton karbon dioksida (GtCO2) setiap tahun.
“Terlepas dari perkiraan ini, masih ada tantangan yang harus diatasi di pasar saat ini. Salah satunya adalah, kepercayaan di antara investor dan pembeli mungkin masih dibatasi oleh kurangnya transparansi atas risiko dan efektivitas proyek karbon. Akibatnya, pemasok mungkin akan menghadapi tantangan dalam mengembangkan proyek pengurangan karbon baru, yang mengakibatkan masalah likuiditas,” jelas dia.
Larsen menambahkan bahwa dengan memfasilitasi pasar yang berfungsi baik dengan data risiko dan dampak yang kuat, CIX akan memungkinkan terciptanya efisiensi harga serta mengkatalisasi pengembangan proyek baru.
CIX Exchange dan Proyek Pasar Karbon (Project Marketplace) berawal dari Natural Climate Solutions (NCS); yang akan diluncurkan pada akhir 2021.
CIX akan menawarkan platform dan produk berbeda yang memenuhi kebutuhan pembeli dan penjual kredit karbon yang berbeda. Ini termasuk Bursa (Exchange) dan Project Marketplace, yang diharapkan akan luncur pada akhir 2021. Bursa akan memfasilitasi penjualan kredit karbon berkualitas tinggi berskala besar melalui kontrak standar – terutama melayani perusahaan multinasional (MNC) dan investor institusional.
Selain itu, Project Marketplace akan melayani spektrum perusahaan yang lebih luas yang ingin berpartisipasi dalam voluntary carbon market, menawarkan kepada mereka pilihan proyek NCS yang dapat membantu memenuhi tujuan keberlanjutan perusahaan. Setiap proyek di Project Marketplace akan didukung oleh data dampak lingkungan, risiko, dan harga yang transparan.
Untuk tindakan awal, CIX akan fokus membantu mengkatalisasi pasar untuk NCS, yang melibatkan perlindungan dan pemulihan ekosistem alami seperti hutan, lahan basah, dan bakau.
Proyek NCS dikenal hemat biaya dan memberikan manfaat yang signifikan dengan mendukung keanekaragaman hayati dan menghasilkan pendapatan bagi masyarakat lokal. Asia menampung sepertiga dari potensi pasokan global dan karenanya merupakan salah satu pemasok NCS terbesar secara global.
CIX akan menampilkan kredit karbon dari berbagai proyek NCS berkualitas tinggi di seluruh dunia pada platformnya. Hal ini sedang dalam proses diskusi dengan lembaga pemeringkat global untuk memberikan peringkat independen untuk proyek-proyek ini.
Selain itu, CIX akan dipandu oleh Dewan Penasihat Internasional, badan ahli independen yang terdiri dari organisasi non-pemerintah, perusahaan terkemuka dan pengembang proyek, serta akademisi dan pembuat standar.
CIX juga bekerja sama dengan ekosistem mitra global dan kelompok kerja internasional, termasuk Taskforce on Scaling Voluntary Carbon Markets (TSVCM) dan Natural Climate Solutions Alliance, untuk menyelaraskan standar kualitas dan integritas yang terdepan.
Operasi gabungan CIX oleh DBS, SGX, Standard Chartered dan Temasek akan tunduk pada semua peraturan persetujuan regulator yang diperlukan.
CIX akan berkantor pusat di Singapura dan akan memanfaatkan pusat infrastruktur keuangan, hukum, dan komoditas negara yang diakui secara internasional. Infrastruktur ini merupakan pondasi untuk memelihara ekosistem mitra terpercaya, yang diperlukan untuk memperkuat global voluntary market.
Selain itu, Singapura juga mendukung inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan dan verifikasi kredit karbon, yang merupakan bagian dari ambisi negaranya untuk menjadi pusat perdagangan dan layanan karbon global.
CIX adalah inisiatif yang lahir dari Singapore’s Emerging Stronger Taskforce’s Alliance for Action (AfA) on Sustainability yang bertujuan untuk menempatkan Singapura sebagai pusat layanan terkait karbon dan solusi berbasis alam, mengubah negara tersebut menjadi Bright Green Spark. (AT Network)
Discussion about this post