ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati memperkirakan penerimaan pajak tahun ini akan mengalami kekurangan (shortfall) sebesar Rp388,5 triliun. Hal itu sebagai imbas pandemi coronavirus (Covid-19) terhadap perekonomian.
Menurut Sri, penerimaan pajak tahun ini hanya akan mencapai Rp1.254,1 triliun jauh dari target sebesar Rp1.642,6 persen. Pertumbuhan penerimaan pajak juga mengalami negatif 5,9 persen dibandingkan tahun lalu.
“Untuk shortfall kami perkirakan sampai Rp388,5 triliun. Ini kita sudah hitung cukup detail, tapi yang tidak bisa kita antisipasi adalah kondisi perekonomian itu sendiri,” terang Sri Mulyani dalam rapat virtual dengan Komisi XI DPR, di Jakarta, Kamis (30/4/2020).
Dikatakan, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah mempertimbangan penurunan ekonomi sebagai baseline target penerimaan pajak. Termasuk sejumlah kekurangan penerimaan akibat insentif perpajakan yang diberikan oleh pemerintah.
“Kita sudah memperhitungkan pengurangan tarif PPh menjadi dari 25 persen menjadi 22 persen, itu menurunkan penerimaan (pajak) Rp20 triliun. Tapi ini membantu korporasi dan antisipasi penundaan dividen di omnibus law yang dinolkan, mencapai Rp 9,1 triliun,” paparnya.
Sementara itu, penerimaan bea cukai juga mengalami tekanan karena menurunnya aktivitas ekonomi akibat covid-19. Tahun ini penerimaan bea cukai hanya mencapai Rp208,5 triliun atau turun Rp14,6 triliun dan tumbuh negatif 2,2 persen dari 2019.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) diperkirakan kurang Rp69,2 triliun di tahun ini. PNBP hanya akan mencapai Rp297,8 triliun dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp367 triliun.
“PNBP tumbuh negatif 26 persen akibat migas turun 74 persen dari target, ini menggunakan asumsi harga minyak USD30 per barel. Kalau di bawah itu turun lebih rendah dan SDA migas turun di Rp4 triliun,” urainya.
Dengan demikian, Sri Mulyani memperkirakan penerimaan negara akan mengalami kekurangan Rp472 triliun. Penerimaan negara hanya akan mencapai Rp1.760,9 triliun atau tumbuh negatif 10 persen dibandingkan tahun lalu. (ATN)
Discussion about this post