ASIATODAY.ID, TAIPEI – Taiwan kembali menegaskan sikap dalam membela demokrasi.
Dengan dukungan Amerika Serikat (AS), Taiwan siap berdiri di garis terdepan dalam konfrontasi antara demokrasi dengan otoritarianisme, dan memiliki peran penting dalam menahan ekspansionisme.
Hal itu ditegaskan Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan, Tseng Ho-jen dalam Rapat Konsultasi ke-3 AS-Taiwan tetkait Pemerintahan Demokratis di Kawasan Indo Pasifik yang diselenggarakan pekan lalu secara tatap muka di Arlington, Virginia dan secara virtual di Taipei.
Mengutip siaran pers MOFA Taiwan, Selasa (23/11/2021), pertemuan tersebut secara khusus menyoroti komitmen mitra-mitra sehaluan untuk memperkuat pemerintahan yang dipilih melalui proses demokratis.
Rapat konsultasi yang diselenggarakan setiap tahun ini diluncurkan pertama kali pada tahun 2019 oleh Kementerian Luar Negeri (MOFA) dan American Institute in Taiwan (AIT), untuk menjadi sebuah platform bagi Amerika Serikat dan Taiwan dalam melaksanakan proyek kerja sama dan mendorong kebebasan, hak asasi manusia, serta transparansi secara regional.
Rapat konsultasi tersebut turut dihadiri oleh pejabat pemerintah serta perwakilan dari International Republican Institute (IRI), National Democratic Institute (NDI), Taiwan Foundation for Democracy, dan lain-lain.
Menurut Tseng Ho-jen, kematangan demokrasi, kebebasan pers, kebebasan beragama, dan kesetaraan gender yang dimiliki Taiwan telah berhasil menarik berbagai media asing, dengan lebih dari 50 jurnalis asing telah menerima akreditasi untuk menempatkan perwakilan di Taiwan dalam dua tahun terakhir.
“Taiwan akan terus bekerja sama dengan AS dan negara-negara sehaluan serta mitra dari instansi publik dan swasta lainnya untuk berbagi pengalaman dalam bidang perlindungan hak asasi manusia, kesetaraan gender, serta pemerintahan yang terbuka dan transparan, untuk bersama-sama melindungi inti nilai-nilai demokrasi, mendorong kebebasan dan kemakmuran di kawasan Indo Pasifik,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post