ASIATODAY.ID, KOPENHAGEN – Denmark dan Belanda mengikuti jejak sejumlah negara tidak akan mengirimkan delegasi diplomatik resmi ke Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.
Boikot dilakukan terkait masalah hak asasi manusia di China.
“Bukan rahasia lagi bahwa kami dari pihak Denmark sangat prihatin dengan situasi hak asasi manusia di China. Pemerintah telah memutuskan bahwa kami tidak akan menghadiri Olimpiade Musim Dingin di China,” kata Menteri Luar Negeri Denmark, Jeppe Kofod.
Keputusan itu muncul setelah negara-negara Uni Eropa gagal menyepakati sikap bersama pada pertemuan di Brest pada minggu ini.
Boikot AS untuk memprotes catatan hak asasi manusia di China telah diikuti oleh Australia, Inggris, Kanada, dan Jepang.
“Belanda juga tidak akan mengirimkan delegasi diplomatik resmi ke Olimpiade karena pembatasan Covid-19,” kata juru bicara kementerian luar negeri Belanda, Frits Kemperman, Jumat.
“Kami rasa dengan angka Covid-19 yang memburuk akan mempersulit pertemuan dan bilateral dengan negara tuan rumah,” ujarnya.
Frits menegaskan, keputusan mereka tidak mengirimkan delegasi politik murni karena Covid-19. Bukan ikut-ikutan boikot seperti yang dilakukan Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya.
Belanda akan mengirimkan atlet seperti speed skater Sven Kramer dan Ireen Wust ke Olimpiade Musim Dingin Beijing. Tentunya, untuk mempertahankan gelar mereka.
China menyangkal pelanggaran hak asasi manusia dan mengutuk boikot itu sebagai pengkhianatan terhadap prinsip-prinsip Olimpiade.
China mengaku tak khawatir jika negara lain mengikuti jejak empat negara tersebut melakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing yang digelar Februari mendatang.
Pada 9 Desember 2021, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin memperingatkan AS dan sekutunya akan membayar konsekuensinya atas boikot ini. (ATN)
Discussion about this post