ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia dan Filipina tercatat sebagai negara paling terakhir di Asia Tenggara yang membuka kembali aktivitas sekolah.
Hal itu disebabkan oleh pandemi coronavirus (Covid-19) yang belum terkendali.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Nadiem Makarim mengungkapkan, sektor pendidikan di Indonesia menjadi sektor terakhir yang diberikan relaksasi pembukaan di Indonesia. Sedangkan sektor yang menggerakkan ekonomi sudah diberikan kelonggaran untuk kembali beraktivitas dengan protokol kesehatan ketat.
“Saat ini, kita telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) bersama 4 Menteri, kami mengambil posisi bahwa di zona kuning dan hijau, itu kami tidak memaksa membuka, tapi memberikan hak kembali kepada Pemerintah Daerah untuk menentukan apakah mereka siap melakukan tatap muka atau tidak,” jelas Nadiem, Kamis (27/8/2020).
Menurut Nadiem, Pemerintah Daerah walaupun ingin melaksanakan tatap muka, tetap harus mendapatkan izin dari masing-masing kepala sekolah dan juga persetujuan komite sekolah, yaitu perwakilan dari orang tua,” jelasnya.
“Bahkan jika sekolah dapat persetujuan dari komite sekolah dan akhirnya memulai tatap muka, kalau ada individu orang tua yang menginginkan anaknya tidak ke sekolah, itu hak orang tua dan siswa itu bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ),” imbuhnya.
Nadiem mengatakan, masyarakat tidak perlu cemas akan relaksasi pembukaan sekolah ini. Apalagi dari zona hijau dan kuning yang dibuka, hanya sekitar 20 persen sekolah yang siap melakukan tatap muka.
“Protokol kesehatan ketat, sementara yang masuk itu juga 50 persen dari kapasitas kelas, jadi ini merupakan hal yang makan waktu. Walau kebijakan sudah keluar, akan selalu ada waktu dan kita harus melatih terus ini karena kita tidak tau kapan pandemi ini akan berakhir,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post