ASIATODAY.ID, MEDAN – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, mengevakuasi seekor Orang Utan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis) dari perkebunan warga di Desa Aek Batang Paya, Kecamatan Sipirok, Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Kondisi Orang Utan ini sangat memprihatinkan. Ia mengalami luka dibeberapa bagian tubuhnya. Dugaan sementara, primata endemik ini mendapat tindakan kekerasan di dalam kawasan konservasi.
Diperkirakan, Orang Utan jantan ini sudah berusia sekitar 30 tahun.
“Sudah kita evakuasi dan sekarang lagi menjalani pengobatan dan perawatan,” ujar Kepala BBKSDA Sumut Hotmauli Sianturi kepada wartawan di Medan, Jumat (20/9/2019).
Ihwal evakuasi Orang Utan yang dilakukan pada Rabu (18/9) itu bermula dari laporan warga tentang keberadaan satwa langka itu yang sedang terluka. Petugas balai kemudian mengevakuasinya ke Pusat Karantina dan Rehabilitasi Orangutan di Batu Mbelin, Kabupaten Deli Serdang.
Dari hasil pemeriksaan awal, ditemukan ada beberapa luka di tubuh Orang Utan tersebut, seperti di bagian pelipis dan di badan bagian belakang. Dugaan sementara, luka tersebut diakibatkan benda tajam.
Belum diketahui pasti penyebab luka yang diderita Orang Utan ini, namun berkaca dari kejadian sebelumnya, konflik antara Orang Utan Tapanuli dengan warga memang kerap terjadi, tapi belum pernah seperti ini.
Pemicunya, karena Orang Utan kerap berkeliaran dikebun petani setempat.
“Konflik selama ini ada saja. Cuma bisa kita halau, usir masuk lagi ke dalam hutan. Ini masalahnya lagi musim buah disana. Makan durian, makan petai. Sudah cukup banyak yang turun ke kebun. Sudah cukup banyak durian yang dimakan Orang Itan,” jelas Hotmauli.
Selama ini, petugas BBKSDA kerap melakukan monitoring untuk mencegah agar Orang Utan tidak masuk ke perkebunan warga.
“Kami selalu mencegah itu, tapi personil kami juga terbatas sehingga tidak semua bisa terjangkau,” tandasnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post