PADA Senin 9 September 2019, pemerintah Indonesia diwakili Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, melakukan groundbreaking pembangunan Paviliun Indonesia pada Expo 2020 Dubai, sekaligus menandai capaian baru dalam partisipasi Indonesia di event ini.
Komitmen partisipasi Indonesia dalam event bergengsi ini sudah dilakukan sejak 1 September 2016 saat presiden mengirimkan surat balasan kepada wapres, PM, dan penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, yang menyatakan keikutsertaan Indonesia.
Secara historis, terpilihnya Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA) sebagai tuan rumah dan sekaligus menjadikannya kota pertama di kawasan Timur Tengah yang berhak mengadakan acara World Expo, mengalahkan Izmir, Turki, Sao Paulo, Brasil, dan Yekaterinburg, Rusia, tidak terlepas dari peran RI yang turut memberikan dukungan suara kepada pemerintah negara PEA, yakni RI duduk sebagai salah satu negara anggota Bureau International des Expositions (BIE), sebuah organisasi yang terdiri atas 169 negara yang mengatur penyelenggaraan pameran tingkat dunia.
Expo 2020 Dubai yang akan berlangsung pada 20 Oktober 2020 hingga 10 April 2021 menjadikan World Expo pertama kali yang berlangsung lintas tahun. Sebanyak 192 negara telah menyatakan ikut serta dalam perhelatan akbar tersebut. Expo yang merupakan event dunia terbesar ketiga setelah Olimpiade dan Piala Dunia ini diproyeksikan akan dikunjungi kurang lebih 25 juta orang, yakni 70 persennya berasal dari luar negara PEA.
Tema yang diusung dalam expo kali ini ialah Connecting minds, creating the future. Tema itu terinspirasi dari fungsi dan nature negara PEA, dalam hal ini kota Dubai sebagai hub negara-negara kawasan, terutama Timur Tengah, Afrika Utara, dan bahkan seluruh dunia.
Menurut wapres, PM, dan penguasa Dubai, “Expo 2020 Dubai will engage with the international community to seek collective solutions to global challenge of opportunity, mobility, and sustainability”. Sesuai dengan hal itu, lokasi Paviliun akan dibagi tiga zona, yaitu opportunity, mobility, dan sustainability dengan luas lahan sekitar 438 ha.
Sesuai arahan Presiden Jokowi, RI akan menempati lahan seluas 1.860 meter persegi di zona opportunity dan menghadirkan paviliun dan performance yang memiliki karakteristik kuat dengan desain futuristis. Namun, tetap menampilkan sisi tradisional Indonesia, akan berperan juga sebagai etalase produk ekspor potensial, peluang investasi, keragaman budaya Indonesia, dan konsep Indonesia di masa depan sesuai dengan visi Indonesia Emas 2045.
Momentum Peningkatan Ekspor
Secara bilateral, tren nilai perdagangan Indonesia-PEA terus meningkat setiap tahunnya, mencapai USD3,3 miliar pada 2018. Komoditas yang paling banyak diekspor dari Indonesia, antara lain emas, kendaraan bermotor, CPO, dan kertas. Sementara itu, produk yang paling banyak diimpor dari PEA, antara lain aluminium dan pipa baja.
Di sektor jasa cukup banyak tenaga kerja Indonesia yang skill maupun unskill bekerja di perusahaan pertambangan, konstruksi, perhotelan, hingga asisten rumah tangga.
Expo 2020 Dubai dapat menjadi peluang export booster bagi Indonesia ke PEA. Hal itu bisa dimanfaatkan mulai dari sekarang melalui sektor properti; sejak 2016 sampai 2020 wilayah Dubai dan Sharjah sebagai kota satelit terdekat dengan Dubai sedang gencar melakukan pembangunan properti secara masif, seperti hotel dan apartemen untuk mendukung akomodasi Expo 2020 Dubai. Bahkan, ada subsidi khusus bagi pengusaha yang ingin membangun hotel.
Momentum ini dapat dimanfaatkan RI melalui ekspor bahan bangunan berupa kayu dan juga furnitur. Pada sektor jasa konstruksi; perusahaan RI dapat ikut berperan dalam pembangunan sarana transportasi, gedung, dan proyek pembangunan lainnya.
Di sektor jasa tenaga kerja; pertumbuhan perhotelan, pertokoan, dan restoran yang sangat tinggi menjelang Expo 2020 Dubai juga dapat dijadikan peluang bagi RI untuk mengirim tenaga kerja yang memiliki skill, terutama untuk sektor hospitality yang selama ini sudah cukup banyak di negara PEA.
Sektor lainnya ialah makanan olahan, dengan potensi pengunjung Expo 2020 Dubai yang mencapai 25 juta orang. Hal ini dapat menjadi pasar yang sangat potensial untuk makanan olahan dari Indonesia.
Selain itu, yang lebih penting lagi, selama masa penyelenggaraan Expo nantinya juga dapat ditampilkan produk-produk ekspor unggulan dan potensial Indonesia secara menarik. Hal itu agar para pengunjung Expo mengetahui potensi dan peluang yang dapat dimanfaatkan mereka sebagai calon partner bisnis para pelaku usaha dari Indonesia.
Harapannya, secara lebih luas peluang ekspor tidak hanya ke negara PEA, tetapi juga ke kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa, dan seluruh dunia, mengingat Dubai merupakan hub perdagangan serta melting pot bagi sebagian besar pedagang dan pelaku bisnis dari seluruh dunia.
Nation Branding Melalui World Expo
Imej atau citra negara ialah elemen kunci dalam interaksi secara internasional dengan negara lain. Saat ini negara di seluruh dunia berlomba menggunakan soft power untuk menumbuhkan dan memaksimalkan citra dan reputasi mereka di panggung dunia.
Salah satu contoh strategi negara dalam menggunakan soft power ialah partisipasi pada World Expo. Ajang ini merupakan tempat bagi suatu negara untuk memanfaatkan ruang fisik dalam paviliun negaranya untuk mendefinisikan dan memberikan ‘merek bangsa’ yang merupakan bagian dari strategi nation branding, lebih dari sekadar menangkap perhatian, yang lebih penting ialah mentransformasikan ketertarikan para pengunjung menjadi inspirasi dan menggaungkannya ke seluruh dunia sehingga pada akhirnya mengangkat citra positif negara tersebut di mata dunia.
Partisipasi RI dalam expo ini juga dapat sebagai platform untuk menaikkan citra RI di tengah usaha pemerintah untuk menarik sebanyak-banyaknya investasi asing ke RI.
Berdasarkan laporan Brand Finance 2018 yang merilis skor imej suatu negara, RI berada di peringkat ke-16 dari 100 negara, dengan AS, Tiongkok, Jerman, sebagai negara di peringkat tiga besar.
Hal itu menunjukkan imej RI di mata dunia masih belum cukup menarik, dilihat dari beberapa aspek, yaitu keterbukaan pasar, infrastruktur, pembangunan, iklim berusaha, kebijakan pemerintah, dan kebijakan perdagangan.
Dalam perkembangannya, pemerintah RI melalui Kementerian Perdagangan sebagai ketua tim koordinasi persiapan dan pelaksanaan keikutsertaan pemerintah Indonesia pada Expo 2020 Dubai, telah menunjuk swasta sebagai pengelola Paviliun Indonesia. Selain itu, beberapa entitas swasta Indonesia dan BUMN telah berkomitmen menjadi sponsor resmi. Sinergi pemerintah dan swasta itu dipercaya menghadirkan performance yang maksimal dalam mempromosikan Indonesia di mata dunia.
Jika melihat persiapan RI kali ini, setidaknya sudah adanya komitmen dari awal. Tidak hanya komitmen pendanaan, tetapi juga komitmen kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta. Hal itu diyakini dapat menjadikan Indonesia tampil lebih optimal dibandingkan pada expo sebelumnya.
Harapannya, sesuai dengan tema Expo 2020 Dubai, Connecting minds, creating the future, kita tunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia memiliki beragam pemikiran, peradaban, dan kebudayaan yang maju. Selain itu, Indonesia juga memiliki sumber daya melimpah yang dapat memberikan solusi bagi tantangan yang dihadapi dunia saat ini dan untuk masa depan. (Opini)
Penulis : Bagas Haryotejo
Kepala Promosi Wilayah Eropa, Direktorat Pengembangan Promosi dan Citra, Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional, Kemendag, dan Wakil Kepala Indonesian Trade Promotion Centre-Dubai, UAE (2014-2017)
Discussion about this post