ASIATODAY.ID, JAKARTA – Meningkatnya permintaan dari China turut mendongkrak ekspor karet dari Sumatera Utara (Sumut).
Menurut Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara, ekspor karet daerah itu mulai bangkit pada Juni 2020.
Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah, menyebut volume ekspor Karet Sumut pada Juni 2020 mencapai 28.012 ton. Realisasi tersebut meningkat 87 persen dibandingkan dengan ekspor Mei 2020 sebanyak 14.975 ton.
Ekspor karet Sumut mulai membaik pada Juni, setelah sempat anjlok 39,35 persen pada Mei 2020 dibandingkan bulan sebelumnya. Ekspor pada Mei 2020 merupakan puncak penurunan pada masa pandemi Covid-19.
Pemulihan volume ekspor didorong oleh meningkatnya permintaan dari China. Negeri Tirai Bambu menjadi negara tujuan dengan volume ekspor terbesar pada bulan tersebut yaitu sebesar 5.715 ton.
“Sebelum China, ekspor Karet paling besar adalah Jepang yang kini berada di posisi ketiga,” jelas Edy melalui keterangan tertulisnya, yang diterima Senin (13/7/2020).
Edy mengatakan Karet Sumut diekspor ke 32 negara. Sebanyak 6 negara menjadi tujuan utama dengan kontribusi 71,6 persen terhadap total ekspor.
China menempati urutan pertama dengan kontribusi 20,4 persen, diikuti Amerika Serikat sebesar 19,7 persen, Jepang 9,5 persen, India 9,3 persen, Brasil 8,5 persen, dan Korea sebesar 4,2 persen.
Gapkindo memperkirakan volume ekspor pada Juli masih akan terjadi peningkatan. Permintaan yang meningkat didorong oleh mulai aktifnya negara konsumen setelah sebelumnya ada pembatasan produksi. Permintaan pada Juli diperkirakan didominasi dari China, AS, dan India.
“China mulai Mei lebih aktif dan saat ini sudah di posisi ke pertama sebagai negara tujuan ekspor. Sebaliknya, Jepang sebelumnya pada posisi pertama, saat ini berada pada posisi ketiga. Kami perkirakan stok dari pengapalan April dan Mei masih mencukupi,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post