ASIATODAY.ID, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan marah besar dan mengancam akan menutup dua markas militer strategis milik Amerika Serikat di Turki. Ancaman dilayangkan usai AS menyinggung soal sanksi ekonomi terkait Turki yang membeli senjata buatan Rusia.
“Jika diperlukan, kami dapat menutup Incirlik dan juga Kurecik,” tegas Erdogan dalam saluran televisi A Haber, dilansir dari AFP, Minggu (15/12/2019). Dua markas militer itu berdiri di wilayah pesisir yang berdekatan dengan perbatasan Suriah.
Erdogan telah berulang kali mengungkapkan wacana menutup kedua markas militer itu di masa lalu. Biasanya wacana tersebut terucap saat Turki dan AS bersitegang.
Angkatan Udara AS menggunakan pangkalan di Incirlik untuk melancarkan serangan terhadap kelompok militan Islamic State (ISIS) di Suriah. Sementara pangkalan di Kurecik dipakai sebagai stasiun radar NATO.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu juga telah menyinggung mengenai wacana penutupan kedua markas militer AS pekan kemarin. Merespons ancaman sanksi baru dari AS, Cavusoglu menegaskan bahwa penutupan kedua markas “dapat benar-benar dilakukan.”
Turki menghadapi ancaman sanksi ekonomi dari AS atas keputusannya membeli sistem pertahanan misil S-400 buatan Rusia. Pembelian tetap dilakukan meski Turki mendapat peringatan dari AS.
Jumat kemarin, Turki memanggil Duta Besar AS usai Senat di Washington mengakui pembunuhan warga Armenia di tahun 1915 sebagai genosida. Undang-undang pengakuan tersebut belum ditandatangani Presiden AS Donald Trump.
Armenia mengklaim 1,5 juta orang tewas dalam pembantaian di tahun 1915. Sementara Ankara menyebut angka kematian jauh lebih rendah, dan sejumlah warga Turki juga tewas kala itu. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post