ASIATODAY.ID, JAKARTA – Langkah Pemerintah Indonesia menerima Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China ke Indonesia masih menjadi sorotan banyak pihak. Pasalnya, tidak ada urgensi kepentingan nasional dalam kebijakan itu.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon lantas membandingkan kebijakan pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump.
Di Indonesia, pemerintah mengizinkan ratusan TKA asal China masuk dan bekerja di dalam negeri. Sementara Donald Trump, justru memperpanjang larangan mengeluarkan kartu izin tinggal dan bekerja bagi para Tenaga Kerja Asing di AS hingga akhir tahun.
Fadli mengungkapkan hal itu melalui kicauannya di media sosial Twitter.
“Pada akhirnya yang utama bagi sebuah negara adalah kepentingan nasional (national interest). Trump melarang pekerja asing agar pekerja AS tdk menganggur. RI mendatangkan pekerja RRC sementara banyak orang Indonesia masih menganggur,” kicau @fadlizon, yang dimonitotor Kamis (25/6/2020).
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR itu kemudian mempertanyakan lebih nasionalis mana antara dua kebijakan tersebut.
Fadli menautkan sebuah berita dalam kicauannya. Berita tersebut mengangkat judul ‘Trump Lanjut Larang Visa Pekerja Asing agar Warga AS Tak Menganggur’.
Diketahui, gelombang pertama dari 500 TKA asal China yang berjumlah 152 orang sudah tiba di Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan menggunakan pesawat sewaan. Dalam rombongan TKA itu ikut serta empat tenaga medis.
Mereka langsung diangkut menuju Kawasan Industri Morosi, Kabupaten Konawe melalui jalur alternatif untuk dipekerjakan sebagai tenaga ahli di PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) .
Kehadiran para TKA China tersebut diwarnai gerakan penolakan elemen mahasiswa di daerah setempat.
Dalam aksi itu turut berorasi anggota DPRD Sultra Fraksi PKS, Sudirman.
Sudirman menyampaikan keraguannya soal status tenaga ahli yang dilabelkan kepada para TKA tersebut
“Katanya tenaga ahli, tapi faktanya pegang sekopang (sekop) dan angkat galon juga campur-campur pasir,” teriak Sudirman dalam orasinya.
Unjukrasa yang berlangsung di jalur bandara hingga dinihari itu bahkan sempat diwarnai bentrokan dengan aparat. Namun pada akhirnya situasi tetap terkendali. (ATN)
Discussion about this post