ASIATODAY.ID, MANILA – Konflik yang kian menajam antara Iran dan Amerika Serikat, membuat berbagai negara melakukan langkah antisipatif.
Negara Filipina bahkan telah memulai rangkaian proses evakuasi warganya di Irak dan Iran semenjak ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran meningkat.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memerintahkan militer untuk mengerahkan pesawat dan kapalnya untuk mengevakuasi ribuan pekerja Filipina di Irak dan Iran.
“Saya gugup. Iran tampaknya sangat ingin membalas dendam. Ini hanya masalah waktu,” kata Duterte melansir Rappler, Kamis (09/01/2020).
Iran telah menembakkan lebih selusin rudal balistik ke dua pangkalan militer AS di Irak sebagai balasan atas kematian Komandan Pasukan Khusus Iran, Qassem Soleimani di Baghdad.
“Perintah perjalanan kami adalah pemulangan yang wajib,” kata Juru Bicara Kuasa Usaha Jomar Sadie dalam sebuah saran yang dikeluarkan melalui Facebook.
Sedikitnya ada 2.190 pekerja Filipina di Irak. Sementara sekitar 3.000 warga Filipina masuk ke Irak secara ilegal dan kurang dari 1.200 orang berada di Iran.
Menurut Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana, dua batalion pasukan dan marinir dikirim ke Irak untuk membantu evakuasi.
“Kedua batalion tidak akan terlibat dalam pertempuran, tetapi untuk memfasilitasi atau membantu dalam pemulangan warga Filipina, terutama di Irak, ” katanya.
Lorenzana mengatakan sebelumnya militer Filipina siap mengirim tiga pesawat angkut dan dua kapal untuk mengangkut warga Filipina di Irak dan Iran.
Dia mengatakan pemerintah juga mempertimbangkan untuk menyewa kapal pesiar dan pesawat komersial untuk membantu proses evakuasi.
“Kapal-kapal ini dapat mengangkut 3.400 hingga 4.000 orang. Jadi, kita hanya perlu dua kapal untuk mengevakuasi semua orang di Irak dan Iran,” katanya menambahkan tetapi tidak semua orang Filipina di Irak dan Iran bersedia pergi. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post