ASIATODAY.ID, JAKARTA – Filipina turut memanaskan situasi di tengah ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China diblaut China Selatan.
Menteri Luar Negeri Filipina Teodor Locsin menyatakan, kehadiran militer Amerika Serikat sangat dibutuhkan di Asia untuk membendung China.
Amerika dan China masih terus terlibat ketegangan mulai dari soal perdagangan hingga apa yang dianggap Amerika sebagai langkah agresif angkatan bersenjata China yang mengklaim Laut China Selatan termasuk di sekitar Taiwan.
“Kami memiliki situasi balance of power. Kami membutuhkan kehadiran Amerika di Asia,” kata Menteri Locsin dalam wawancaranya dengan ANC News Channel, dikutip dari CNA, Kamis (27/8/2020).
Amerika memang sudah cukup lama menentang klaim teritorial China di Laut China Selatan.
Amerika bahkan secara teratur mengirimkan kapal perang untuk menunjukkan kebebasan navigasi di wilayah itu. Mereka memperkuat posisinya bulan lalu dengan menolak klaim maritim China di Laut China Selatan, sebuah langkah yang dikutuk China.
Locsin mengatakan akan menjadi kepentingan Filipina bagi Amerika untuk mempertahankan kehadiran militernya di kawasan tersebut. Ia menegaskan negara itu tidak pernah berhenti bekerjasama dengan sekutu keamanan lamanya.
Filipina telah mengajukan beberapa protes diplomatik terhadap apa yang dilihatnya sebagai kegiatan provokatif China pada laut yang disengketakan. Terakhir kali yang diajukan adalah apa yang dianggap China sebagai penyitaan illegal atas peralatan nelayan Filipina di sebuah laguna yang disengketakan.
China mengklaim kepemilikan bersejarah sebagian besar Laut Cina Selatan menggunakan peta lama yang dikatakan sebagai bukti kedaulatan. Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan juga juga mengajukan klaim atas wilayah itu.
Disaat Filipina mengharapkan kehadiran militer Amerika, Locsin justru menyambut peluang ekonomi yang ditawarkan China. (ATN)
Discussion about this post