ASIATODAY.ID, TAIPEI – Gejolak politik mulai terjadi di Taiwan.
Lebih dari 20 politisi partai oposisi Kuomintang (KMT) menduduki gedung parlemen untuk memprotes tirani pemerintahan pada Senin (29/6/2020).
KMT menilai pemerintahan Taiwan yang dikendalikan Presiden Tsai Ing-wen cenderung bertindak sewenang-wenang dalam berbagai isu.
Salah satu yang diprotes KMT adalah pemilihan jabatan ketua di Control Yuan, agensi pengawasan pemerintah Taiwan. KMT geram karena Tsai menominasikan ajudan dekatnya di posisi tersebut.
“Tahun ini, pemerintahan Tsai menjadi semakin sewenang-wenang dari sebelumnya,” ujar pernyataan resmi KMT, melansir The Straits Times.
“Sikap Tsai membuat KMT tidak memiliki alternatif lain selain menduduki Legislative Yuan dan memboikot parlemen,” sambungnya.
Partai Progresif Demokratik (DPP) milik Presiden Tsai serta kantor kepresidenan Taiwan mengecam keras langkah KMT. Menurut DPP, apa yang dilakukan KMT merupakan sebuah lelucon.
“Aksi ini justru menginjak-injak kehormatan anggota mereka sendiri di parlemen,” kata DPP.
KMT, yang secara tradisional mendukung hubungan dekat dengan China, menjalani perombakan kebijakan di bawah pemimpin baru mereka, Johnny Chiang. Perubahan dilakukan dalam upaya meraih lebih banyak dukungan dari masyarakat Taiwan.
Sebelumnya pada bulan ini, tokoh KMT yang menjabat Wali Kota Kaohsiung kalah telak dalam pemilihan umum kepala daerah.
Taiwan merupakan negara demokrasi yang dipandang belum terlalu “dewasa.” Aksi protes, bahkan perkelahian, sering terjadi di dalam gedung parlemen Taiwan. (ATN)
Discussion about this post