ASIATODAY.ID, KUNDLI – Gelombang aksi protes para petani untuk menentang kebijakan pemerintah India kian meluas.
Seperti dilaporkan Reuters, Minggu (7/2/2021), mereka terus menekan pemerintah untuk membatalkan reformasi pertanian yang telah memicu protes selama berbulan-bulan.
Ribuan petani di seluruh India memblokir jalan-jalan pada Sabtu (6/2) dengan tenda darurat, traktor, truk, dan batu besar.
Saat protes awal dimulai oleh petani padi dan gandum dari India utara yang berkemah di pinggiran New Delhi, demonstrasi telah menyebar ke seluruh negeri. Aksi protes ikut menyebar terutama di negara-negara bagian yang tidak diatur oleh partai Perdana Menteri Narendra Modi.
Pemerintah federal telah menawarkan konsesi kepada para petani tetapi menolak untuk mencabut tiga undang-undang yang disahkan tahun lalu. Pemerintah menilai UU tersebut penting untuk membawa investasi baru ke sektor tersebut, yang menyumbang hampir 15% dari ekonomi India senilai US$ 2,9 triliun dan sekitar setengah dari tenaga kerjanya.
Para petani khawatir reformasi akan membuat mereka bergantung pada pembeli perusahaan besar, yang secara bertahap mengakhiri praktik pembelian pemerintah yang terjamin saat ini.
“Chakka jam” selama tiga jam pada hari Sabtu, atau blokade jalan, dimulai sekitar tengah hari di seluruh negeri, kecuali di New Delhi dan beberapa negara bagian tetangga. Protes sebagian besar diadakan di jalan raya nasional dan negara bagian, tetapi hal itu berjalan seperti biasa di kebanyakan kota. (ATN)
Discussion about this post