ASIATODAY.ID, JAKARTA – Inisiatif PT Angkasa Pura II (Persero) untuk mengimplementasikan konsep General Aviation dalam upaya memajukan industri pariwisata Indonesia, disambut baik oleh Pemerintah Pusat dan Daerah. Pasalnya, terobosan itu bisa menjadi daya tarik baru bagi pariwisata Indonesia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengungkapkan hal itu dalam forum Seminar General Aviation for Tourism: Jurus Jitu General Aviation Mendukung Pariwisata Indonesia, yang diselenggarakan di éL Royale Hotel & Resort Banyuwangi, Jumat (26/7/2019).
Menurut Arief Yahya, kelemahan Indonesia dalam menarik wisatawan asing hanya dari sisi akses. Sementara untuk atraksi budaya dan amenities perhotelan semuanya sudah memadai.
“Wisatawan asing mau datang ke Indonesia itu 70% menggunakan angkutan udara, jadi harus diakui bahwa kita memiliki keterbatasan akses untuk menjangkau destinasi wisata yang sulit dijangkau dengan moda darat atau laut,” paparnya.
Padahal dari sisi kapasitas bandara yang dikelola perusahaan negara seperti Angkasa Pura (AP) II, masih ada excess capacity slot penerbangan yang bisa dimanfaatkan di bandara-bandara yang berada di daerah pemilik destinasi wisata yang indah seperti Banyuwangi.
“Perusahaan-perusahaan yang tumbuh besar sekarang ini adalah yang mampu mengkapitalisasi excess capacity yang dimilikinya dengan konsep sharing economy. Oleh karena itu, saya mendukung upaya AP II untuk menjadi pionir pengelolaan bandara untuk General Aviation,” tegasnya.
Senada dengan Arief Yahya, Bupati Azwar Anas juga mengaku tertarik dengan konsep General Aviation yang dicetuskan AP II. Menurut Azwar, pengelolaan Bandara Internasional Banyuwangi oleh AP II secara profesional telah membantu daerah yang dipimpinnya menjadi lebih mudah untuk dikunjungi wisatawan lokal maupun asing.
“General Aviation ini sesuatu yang baru bagi Pemda. Karena Banyuwangi diapit oleh tiga taman nasional yang sangat indah jika dilihat dari atas oleh wisatawan,” kata Azwar Anas.
President Director AP II Muhammad Awaluddin, mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh para pejabat Pemerintah Pusat dan Daerah bagi perusahaannya untuk mengembangkan konsep General Aviation di Indonesia.
Menurut Awaluddin, ide awal pengembangan konsep tersebut adalah agar perusahaan yang dipimpinnya bisa membantu pemerintah menumbuhkan industri pariwisata nasional.
“Presiden Jokowi sendiri telah mencanangkan industri pariwisata sebagai core economy baru negara ini, dengan bantuan dari sektor lain. Untuk itu, kami ingin menjadikan Bandara Banyuwangi sebagi pilot project General Aviation ini,” tambahnya.
Secara terminologi General Aviation memiliki arti pemanfaatan bandara-bandara untuk keperluan apapun yang berkaitan dengan sektor kedirgantaraan, kecuali militer. Jika diterjemahkan, General Aviation adalah layanan penerbangan umum yang mencakup berbagai jenis aktivitas komersial dan non-komersial, termasuk penerbangan pribadi, pelatihan penerbangan, ambulan udara, pemadaman kebakaran udara, penyewaan udara, penerbangan terpencil, dan gliding.
Jenis pesawat yang digunakan dalam General Aviationmeliputi pesawat eksperimen, pesawat sportringan, dan jet sangat ringan yang tidak digunakan oleh maskapai penerbangan. (Lis)
,’;\;\’\’
Discussion about this post