• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Generasi Indonesia Memainkan Peran Kunci dalam Mitigasi Perubahan Iklim

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
December 3, 2020
in Energi Hijau
3 min read
0
14 Perusahaan Malaysia Jajaki Kolaborasi Pengembangan EBT di Indonesia
2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS
61 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Generasi muda di Indonesia memainkan peran kunci sebagai agen dan penggerak yang cerdas dalam mitigasi Perubahan Iklim.

Hal ini penting karena generasi muda saat ini yang akan paling merasakan dampak jika perubahan iklim makin memburuk di masa depan.

Generasi muda seperti mahasiswa sangat penting memahami dan memiliki pengetahuan tentang perubahan iklim serta upaya-upaya mitigasi dan adaptasinya. Apalagi saat ini laju perubahan iklim terus meningkat, bukan melambat.

RelatedPosts

Transisi Energi, Indonesia Percepat Proyek Pembangkit Listrik Sampah

Ekspansi di China, Hyundai Bangun Pabrik Sel Bahan Bakar di Guangzhou

Taiwan Bangun Pusat Pembinaan SDM Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Asia

Pertamina Mulai Uji Coba Produksi Green Diesel dan Green Avtur

Tekan Emisi Karbon, Jepang Mulai Kembangkan Konsep Perkotaan Baru

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB mengatakan tanda-tanda dan dampak perubahan iklim – seperti kenaikan permukaan laut, hilangnya es, dan cuaca ekstrem – meningkat selama 2015-2019, yang ditetapkan menjadi periode lima tahun terhangat yang pernah tercatat.

Sebagai program sosialisasi dan edukasi ke generasi muda khususnya mahasiswa mengenai upaya mitigasi perubahan iklim melalui energi bersih, Yayasan Perspektif Baru (YPB) bersama Konrad Adenauer Stiftung (KAS) bekerja sama dengan FISIP Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, menggelar Webinar Nasional dengan tema “Hidup Baru dengan Energi Terbarukan” .

Hadir sebagai pembicara dalam Webinar Nasional tersebut adalah Pendiri Yayasan Perspektif Baru Wimar Witoelar, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform Fabby Tumiwa, dan Dosen FISIP Universitas Sebelas Maret Siti Zunariyah.

Tampil sebagai keynote speaker Dadan Kusdiana Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Kini dampak perubahan iklim mulai menjadi kenyataan. Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) mengatakan ketika pandemi COVID-19 mengamuk, perubahan iklim tidak berhenti mendatangkan malapetaka.

Dalam laporannya tentang bencana global, yang dimuat di situs IFRC, menunjukkan bahwa dunia telah dilanda lebih dari 100 bencana – banyak di antaranya terkait iklim – sejak Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan pandemi COVID-19 pada Maret 2020. Lebih dari 50 juta orang terdampak. IFRC juga mengingatkan bahwa tidak ada vaksin untuk bahaya perubahan iklim.

Menurut Wimar Witoelar, pandemi ada karena tidak bijaknya orang menggunakan teknologi. Karena itu Bill Gates misalnya bisa meramalkan adanya pandemi. Jalannya pengatasan pandemi sejalan dengan pertumbuhan energi terbarukan. Menjaga resources alam itu sama dengan menjaga resources manusia. Jika dilakukan secara analitis maka tidak ada yang salah.

“Energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan mencapai 442 GW. Juga memiliki sumber yang beragam seperti surya, air, angin, panas bumi, bio energi, dan gelombang samudera,” jelas dia dalam keterangan tertulis, yang dikutip Kamis (3/12/2020).

Energi terbarukan di Jawa Tengah memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan. Jateng memiliki potensi besar dalam pengembangan PLTP. Bahkan potensi daya panas bumi di seluruh area ini mencapai 5.000 MW. Saat ini, ada enam titik panas bumi yang ditangani sejumlah lokasi, seperti di Gunung Ungaran, Gunung Lawu, Baturaden, Guci, Telomoyo, dan Dieng.

PLTA di Indonesia juga memiliki potensi yang besar. PLTA Kayan di Kalimantan Utara sebagai contoh memiliki kapasitas 9.000 MW. Sedangkan PLTA Batang Toru di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, berkapasitas 510 MW dan akan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon sekitar 1,6 juta ton per tahun atau setara dengan kemampuan 12 juta pohon menyerap karbon.

Bauran Energi Baru Terbarukan

Dadan Kusdiana mengatakan, tren bauran energi terbarukan Indonesia tiap tahun meningkat hingga 10.9 persen di tahun 2020. Kontribusi energi terbarukan terbesar kini didominasi oleh energi-energi terbarukan utama yaitu energi hydro/air, panas bumi, bioenergi.

“Yang mulai membanggakan adalah mulai muncul energi surya dan bayu.” kata dia.

Realisasi penurunan GRK Sektor Energi Indonesia masih sesuai dengan target dan diperlukan upaya lebih untuk mencapai target NDC 2030. Bagaimana para mahasiswa bisa berkontribusi?

Mahasiswa-mahasiswa sekarang punya kreativitas dengan ide-ide yang tidak terpikirkan oleh generasi yang lebih tua. Sekarang sudah banyak yang muncul dengan starter-starter kecil. Bisa juga dengan bisnis-bisnis skala kecil ukm dengan misalnya menggunakan teknologi biogas.

Fabby mengatakan, PBB sudah memperingatkan krisis iklim harus ditangani secara serius. Ini disebab 70 persen pembakaran bahan bakar energi. Karena sektor energi kontributor terbesar maka implikasinya apa?

Jika kita ingin mencegah peningkatan suhu bumi 2 derajat. “Maka dua per tiga cadangan energi fossil tidak boleh dibakar dan harus dibiarkan di dalam tanah,” jelasnya.

Berbagai negara punya target yang lebih ambisius seperti China yang menyatakan akan mencapai carbon neutrality pada 2060. Padahal penggunaan energi fosil China setara 30 kali PLTU Indonesia.

Pemerintah Jepang dan Korea Selatan menyusul menyatakan akan mencapai carbon neutrality. Sekarang masyarakat internasional menunggu kapan Indonesia membuat komitmen serupa. (ATN)

Tags: Climate ChangeClimate CrisisPerubahan Iklim
Previous Post

Uni Eropa Kucurkan 21 Juta Euro Kepada PT SMI Dukung Investasi SDGs di Indonesia

Next Post

Lindungi Laut, Indonesia Galang Komunitas Global Akhiri Praktek IUUF

Related Posts

Perubahan Iklim Mengkhawatirkan, Perkotaan Harus Cepat Beradaptasi
Sains & Lingkungan

Ekonomi Sirkular Potensi Ciptakan 4,4 Juta Lapangan Kerja Baru di Indonesia

January 27, 2021
Pertemuan WEF, Jokowi Tawarkan Peluang Investasi Hijau di Indonesia
Sains & Lingkungan

Indonesia Galang Kolaborasi Global Atasi Perubahan Iklim

January 26, 2021
China Hasilkan Emisi Karbon Dioksida Sebanyak 319 Juta Ton pada 2019
Sains & Lingkungan

China Sasaran Pertama Kebijakan Iklim Global Joe Biden

January 24, 2021
Bill Gates Sebut SK Bioscience akan Produksi Vaksin Covid-19
Sains & Lingkungan

Bill Gates Siap Berkolaborasi dengan Joe Biden Atasi Perubahan Iklim Global

January 23, 2021
Tekan Emisi Karbon, Indonesia Hadapi 5 Tantangan Besar
Sains & Lingkungan

Atasi Emisi Karbon, Elon Musk Siap Donasikan Rp1,4 Triliun Bagi Inovator Teknologi

January 23, 2021
Darurat Banjir di Kalimantan Selatan: 5 Meninggal, Ribuan Orang Mengungsi
Sains & Lingkungan

Mitigasi Bencana, World Bank Kucurkan Rp7 Triliun Utang ke Indonesia

January 22, 2021
Next Post
ILEGAL FISHING: Satgas 115 Indonesia Ringkus Kapal Berbendera Malaysia

Lindungi Laut, Indonesia Galang Komunitas Global Akhiri Praktek IUUF

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Selain Bali, Indonesia Bangun Coral Garden di Lombok
  • PANDI Bidik Peringkat Pertama di ASEAN Pengelola Nama Domain
  • Gunung Merapi Erupsi, Semburkan 36 Kali Awan Panas Guguran
  • AS Tutup Pintu Masuk Wisatawan Global dari 30 Negara
  • Indonesia Hentikan Sementara Ekspor Benur Lobster
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.