ASIATODAY.ID, JAKARTA – Gunung Anak Krakatau yang berada di Perairan Selat Sunda Lampung Selatan hingga Sabtu siang (13/4/2022) masih terus mengeluarkan abu vulkanik dengan tinggi 1.500 meter dengan intesitas tebal.
Abu vulkanik tersebut mengarah ke Pusat Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung.
Erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi sejak Kamis kemarin (21/4/2022). Abu vulkanik disemburkan Gunung Anak Krakatau dengan ketinggian 1.500 meter dan larva pijar setinggi 200 meter dari puncak Krakatau.
Berdasarkan data dari pusat vulkanologi mitigasi bencana geologi (PVMBG), aktivitas Gunung Anak Krakatau dari Pos pengamatan di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan pada Sabtu siang (23/4/2022) tercatat terjadi delapan kali letusan.
Adapun tinggi abu vulkanik letusan Gunung Anak Krakatau mencapai 50 meter hingga 1.500 meter dengan warna asap putih, kelabu dan hitam.
Pada malam hari teramati letusan strombolian terus menerus dengan tinggi lebih kurang mencapai 200 meter.
Menurut keterangan Andi Suardi, petugas pos pantau Gunung Anak Krakatau di Desa Hargo Pancuran, Erupsi Gunung Anak Krakatau juga sempat mengeluarkan larva pijar yang mencapai 200 meter dari puncak gunung berapi tersebut.
“Sejak jumat kemarin suara dentuman dari erupsi Gunung Anak Krakatau sudah tidak terdengar di sekitar pesisir lampung selatan,” ujar Andi Suardi.
Untuk diketahui Gunung Anak Krakatau berada dalam status level 2 atau waspada, para nelayan dan wisatawan dilarang untuk mendekati dengan radius 2 kilometer.
Data yang dirilis Badan Geologi Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui situs magma, Gunung Anak Krakatau mengalami 8 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 37-60 MM dan lama gempa hembusan amplitudo 15-36 mm.
Selain itu, lama gempa 20-65 detik serta 1 gempa tremor menerus dengan amplitudo 2-54 mm dominan 50 mm. (ATN)
Discussion about this post