ASIATODAY.ID, NEW YORK – Hasil Pemilu Amerika Serikat (AS) belum diumumkan, kerusuhan sudah pecah di New York.
Ribuan orang turun ke jalan di Fifth Avenue Manhattan, New York mendesak agar seluruh suara Pilpres Amerika Serikat dihitung ulang.
Dalam aksinya, massa melakukan konvoi melewati toko-toko mewah pada Rabu (4/11).
Diwartakan ABC7 New York, massa melakukan aksi bakar-bakaran dan bentrok dengan polisi. Beberapa di antaranya ditangkap pada Rabu malam.
Pihak kepolisian mengatakan bahwa mereka telah menangkap sedikitnya 20 orang. Mereka awalnya turun ke jalan Manhattan untuk memantau penghitungan suara dan berjalan damai.
Insiden itu terjadi tidak lama setelah tim Presiden Trump memberi pengumuman akan mengajukan tuntutan hukum di Michigan dan Pennsylvania untuk menghentikan penghitungan suara yang sedang berlangsung.
Seorang demonstran mengatakan kepada ABC7 New York bahwa mereka didakwa atas perilaku tidak tertib, pertemuan yang melanggar hukum, dan menghalangi administrasi pemerintah.
Dalam sebuah cuitan di Twiter, New York Police Department (NYPD) mengatakan bahwa mereka menghargai pentingnya kebebasan berbicara, namun harus tetap tertib.
“Kami menghargai dan menghargai pentingnya kebebasan berbicara. Prioritas utama kami tak lain adalah keselamatan,” tulis NYPD.
Polisi mengatakan siapa pun yang kedapatan membawa senjata pada protes damai akan ditangkap.
Selain di New York, unjuk rasa juga terjadi di Portland, Oregon. Massa bahkan melakukan aksi pembakaran bendera.
Tak hanya itu, demonstran juga menggaungkan lagu-lagu protes terhadap calon petahana Donald Trump dan beberapa di antaranya juga membawa senapan.
Portland merupakan kota yang beberapa waktu terakhir tengah mengalami ketegangan. Kota kantong liberal itu telah bersiap untuk kemungkinan bentrokan bersenjata terkait pemilu.
Salah satu pengunjuk rasa mengakui mereka tidak menyukai salah satu kandidat.
FBI telah memperingatkan potensi bentrokan bersenjata di Portland terkait dengan pemungutan suara. Sejauh ini tidak ada tanda-tanda aktivitas dari kelompok sayap kanan di sana seperti Proud Boys.
Pada Rabu dini hari, Trump diketahui telah menuding adanya kecurangan dalam pilpres AS kali ini. Ia mengatakan akan pergi ke Mahkamah Agung untuk minta penghitungan suara segera dihentikan.
Hingga hari ini Kami (5/11) belum diketahui siapa pemenang Pilpres apakah Donald Trump atau Joe Biden.
Hal ini terjadi karena beberapa suara di negara bagian penting belum selesai dihitung.
Perhitungan CNN Projection menunjukkan hingga saat ini masih ada enam negara bagian di AS yang belum diketahui kepada kandidat mana suara elektoralnya akan diberikan.
Negara-negara tersebut yakni, Alaska (3 suara elektoral), Georgia (16 suara elektoral), North Carolina (15 suara elektoral), Pennsylvania (20 suara elektoral), Arizona (11 suara elektoral), dan Nevada (6 suara elektoral).
Kendati demikian, berdasarkan penghitungan CNN, calon presiden dari Demokrat Joe Biden sudah diambang kemenangan. Hanya 17 suara lagi yang dia butuhkan untuk mencapai 270 suara elektoral.
Sementara itu kecemasan menghantui kubu Republik sebab peluang Donald Trump semakin tipis. Terlebih Biden menempel ketat di penghitungan suara di Georgia.
Di sana keunggulan Trump merosot menjadi sekitar 23.000 suara sepanjang penghitungan di hari Rabu.
Ketika ratusan ribu surat suara dihitung di medan pertempuran utama Pennsylvania, keunggulan Trump telah menyusut secara dramatis.
Menteri Luar Negeri Pennsylvania, Kathy Boockvar pada Rabu malam (4/11) waktu setempat mengatakan bahwa tempatnya telah membuat “kemajuan luar biasa” dalam menghitung surat suara.
Meski begitu, Kathy memperkirakan perhitungan akan molor dari hari hitungan suara mayoritas dihitung. Banyak surat suara yang dikembalikan di Philadelphia.
Tim kampanye Biden atau Trump sama-sama yakin bisa menang di Pennsylvania. Jika tidak memenangkan Nevada dan Arizona, Biden sendiri masih memiliki peluang lain ke Gedung Putih.
Tim Penasihat kampanye Trump bersikeras bahwa mereka akan dapat mengganti kekalahan yang mereka derita di Maricopa County, Arizona.
Kabupaten penduduk terpadat di Arizona itu merilis pemungutan suara terbaru pada Rabu malam waktu setempat. Hasilnya jarak kemenangan Biden di Arizona menjadi hanya sekitar 79.000 suara.
Kemudian di Nevada, pejabat pemilu setempat hanya merilis sedikit infomrasi kepada publik terkait pemilihan. Diperkirakan 200.000 surat suara masih beredar di sana.
Masih dari CNN Projection, Biden diperkirakan memenangkan setidaknya tiga dari empat suara elektoral Maine.
Ditambah Wisconsin, Michigan, Hawaii, Rhode Island, Minnesota, Virginia, California, Oregon, negara bagian Washington, Illinois, New Hampshire, New Mexico, Colorado, Connecticut, New Jersey, New York, Vermont, Delaware, Washington, DC, Maryland, Massachusetts dan salah satu dari lima suara elektoral Nebraska.
Trump memenangkan Montana, Texas, Iowa, Idaho, Ohio, Mississippi, Wyoming, Missouri, Kansas, Utah, Louisiana, Alabama, South Carolina, North Dakota, South Dakota, Arkansas, Indiana, Oklahoma, Kentucky, West Virginia dan Tennessee dan empat dari lima suara elektoral Nebraska.
Atas berbagai kemenangan yang sudah diprediksi, Biden tetap tenang. Meski percaya diri untuk menang, ia meminta pendukungnya untuk sabar menunggu hingga seluruh suara selesai dihitung.
Sementara itu, Trump sudah menyatakan kemenangan dalam sebuah pernyataan yang ia lakukan pada Rabu dini hari di Gedung Putih. Ia pun menuduh ada kecurungan dalam pemilu kali ini.
Ia juga mengancam untuk pergi ke Mahkamah Agung meminta penghitungan suara segera dihentikan. (CNN/ABC7).
Discussion about this post