ASIATODAY.ID, BANGKOK – Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) mendorong Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) memperkuat kebijakan untuk pekerjaan ramah lingkungan.
Dalam laporan bersama ASEAN-ILO yang diluncurkan Jumat (9/7/2021) hari ini, diungkapkan bahwa kendati kemajuan yang baik telah dihasilkan di sejumlah bidang, kerangka kebijakan yang berkaitan dengan pekerjaan ramah lingkungan di ASEAN perlu diperkuat lebih lanjut agar dapat sepenuhnya
memenuhi potensi yang diperlukan.
Studi Regional tentang Kesiapan Kebijakan Pekerjaan Ramah Lingkungan di ASEAN mengembangkan kerangka kesiapan kebijakan dan menggunakannya untuk menilai masing-masing dari kesepuluh negara anggota ASEAN
Pekerjaan ramah lingkungan merupakan pekerjaan yang layak di sektor ekonomi dan kegiatan yang berkontribusi pada pelestarian dan pemulihan lingkungan baik di sektor tradisional seperti pertanian dan manufaktur, serta sektor-sektor hijau baru yang muncul seperti energi terbarukan dan efisiensi energi.
Studi ini menemukan tingkat kesiapan kebijakan pekerjaan ramah lingkungan yang tinggi di berbagai bidang di ASEAN, termasuk menghubungkan perencanaan pembangunan dengan penghijauan, mengakui perlunya strategi khusus sektor dan penyesuaian pada kegiatan
pelatihan dan pengembangan keterampilan.
Area yang belum terlalu siap dengan kebijakan yang berkaitan dengan penghijauan ekonomi, termasuk pengembangan kebijakan pasar tenaga kerja yang aktif, perlindungan sosial serta keselamatan dan kesehatan kerja.
“Kendati masih banyak yang harus dilakukan, ASEAN telah membuat kemajuan yang baik dalam
mengembangkan ekosistem kebijakan yang mendukung pertumbuhan pekerjaan ramah lingkungan ini. Merancang dan menerapkan perpaduan kebijakan yang sesuai merupakan hal
baru bagi pembuat kebijakan di seluruh dunia dan dengan laporan ini ASEAN telah mengidentifikasi tindakan utama yang diperlukan untuk memastikan perpaduan kebijakan yang dapat secara efektif diterapkan,” kata Dr Cristina Martinez, spesialis senior untuk Pekerjaan Ramah Lingkungan ILO untuk Asia dan Pasifik.
Perpaduan kebijakan untuk mempromosikan keterampilan yang ramah lingkungan dan transisi yang adil bersifat luas dan mencakup berbagai bidang serta tingkatan. Kebijakan diperlukan untuk memastikan jumlah maksimum pekerjaan ramah lingkungan yang berpotensi diciptakan, dan bahwa tenaga kerja terampil dan siap telah tersedia untuk melakukan pekerjaan ini.
Kebijakan juga harus memastikan bahwa pekerja yang berada di industri-industri yang akan terdampak oleh upaya penghijauan ini diberikan dukungan dan kesempatan untuk pengembangan dan pelatihan keterampilan sehingga mereka dapat secara efektif beralih ke pekerjaan baru.
Laporan ini menangkap upaya signifikan yang telah dilakukan oleh ASEAN dan memberikan serangkaian rekomendasi bagi negara-negara anggota untuk meningkatkan kesiapan kebijakan
mereka.
Hal ini termasuk upaya terkait definisi pekerjaan ramah lingkungan yang umum dan dapat diterapkan, serta menciptakan peluang untuk dialog melalui Forum Pekerjaan Ramah Lingkungan ASEAN di antara para pemangku kepentingan yang akan membahas, mengidentifikasi dan berbagi pengalaman praktik terbaik dalam mengembangkan keterampilan
yang ramah lingkungan.
Laporan ini merekomendasikan pengenalan terhadap faktor pendorong dan penarik dalam mengembangkan strategi spesifik sektor serta melihat mekanisme pembiayaan, insentif sektor swasta dan Kesehatan serta Keselamatan Kerja (K3).
Memetakan dan menilai implikasi
perlindungan sosial yang terkait dengan pencapaian transisi yang adil juga merupakan rekomendasi laporan ini.
Laporan ini membahas bidang-bidang penerapan Deklarasi ASEAN tentang Promosi Pekerjaan Hijau Untuk Pertumbuhan Masyarakat ASEAN yang Inklusif 2018.
Deklarasi tersebut menandai langkah penting bagi ASEAN untuk mempromosikan dan memprioritaskan pekerjaan ramah lingkujngan. Negara-negara anggota ASEAN dapat mengambil manfaat dari peluang transisi yang adil menuju kelestarian lingkungan, terutama untuk sektor dan pekerjaan tertentu yang terkait dengan transisi energi seperti tenaga angin, tenaga ombak dan pasang surut; energi
terbarukan untuk manufaktur, konstruksi dan instalasi; perluasan industri lingkungan; menghijaukan transportasi, dan sektor bangunan serta konstruksi hijau.
Kawasan ASEAN adalah salah satu kawasan yang paling rawan bencana di dunia dan sangat rentan terhadap dampak iklim yang parah.
Secara keseluruhan, Asia akan mendapat manfaat paling besar dari penciptaan pekerjaan ramah lingkungan yang baru, dengan perkiraan ILO dari 14 juta pekerjaan yang diharapkan akan tercipta pada 2030, mengimbangi kerugian yang berasal dari pengurangan industri penghasil karbon di Timur Tengah dan Afrika serta di kawasan Asia. (AT Network)
Discussion about this post