ASIATODAY.ID, JAKARTA – Jepang terus memperkuat sistem persenjataan untuk menghadapi berbagai ancaman di kawasan.
Jepang setuju meningkatkan anggaran militer hingga 8,3 persen pada 2020. Angka itu merupakan kenaikan terbesar selama lebih dari dua dekade. Anggaran itu salah satunya untuk membiayai sistem pertahanan rudal.
Kementerian Pertahanan Jepang pada Rabu (30/9) sore mengumumkan rancangan anggaran senilai USD51,9 miliar atau sekitar Rp758 triliun dengan perkiraan total pengeluaran nantinya sebesar 5,48 triliun yen atau sekitar Rp705 triliun.
Kementerian itu mengatakan tambahan anggaran akan membantu Jepang mengembangkan militer, membangun kapasitas untuk menanggapi ancaman baru, termasuk perang siber, ruang angkasa dan elektromagnetik.
Diantara pengeluaran baru yang direkomendasikan oleh Kementerian Pertahanan adalah USD690 juta untuk memperluas unit luar angkasa Pasukan Bela Diri Jepang dan sistem pengawasan Kesadaran Situasional Luar Angkasa.
Sebesar USD340 juta atau lebih dari Rp5 triliun akan digunakan untuk membangun unit pertahanan ruang siber dan kemampuan perang elektromagnetik.
Namun untuk bisa mendapat tambahan anggaran, Kementerian Pertahanan masih memerlukan persetujuan dari Parlemen.
Jika telah disetujui maka penambahan anggaran tahun ini akan menjadi peningkatan tahunan kesembilan berturut-turut dalam pengeluaran militer Jepang.
Profesor di Departemen Politik dan Kajian Internasional di Universitas Kristen Internasional Tokyo, Stephen Nagy mengatakan perluasan anggaran militer Jepang akan menyamai pertumbuhan militer yang cepat oleh kekuatan regional lainnya.
Meski jumlah anggaran yang diajukan cukup besar, Nagi mengatakan kenaikan anggaran yang diminta sejalan dengan pengeluaran militer negara lainnya di Asia Timur, termasuk China, Korea Selatan dan Taiwan.
“China membangun lebih banyak kapal setiap tahun daripada yang dimiliki seluruh Inggris dalam pasukannya,” kata Nagy dilansir dari CNN, Jumat (2/10/2020).
“Sejak tahun 2000 telah terjadi peningkatan sekitar 10 persen dalam anggaran militer China setiap tahun, jadi peningkatan Jepang didorong oleh perluasan luas jejak militer China di wilayah tersebut dan secara global,” ujarnya.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan bahwa pengeluaran dapat meningkat lebih lanjut setelah keputusan dibuat, termasuk mengganti sistem pertahanan rudal Aegis berbasis darat negara itu akhir tahun ini.
Wakil presiden Institute of World Studies di Universitas Takushoku Tokyo, Heigo Sato menilai anggaran yang diperluas adalah tanggapan terhadap meningkatnya ancaman dari Korea Utara.
Selain itu kata dia, kenaikan anggaran pertahanan sebagai respons atas tekanan dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang meminta Jepang memikul lebih banyak tanggung jawab untuk negaranya sendiri. (ATN)
Discussion about this post