ASIATODAY.ID, JAKARTA – Lembaga riset Center for Monitoring Indian Economy (CMIE) menyebutkan sekitar 122 juta orang di India kehilangan pekerjaan akibat lockdown per Selasa (5/5/2020). Dengan begitu, tingkat pengangguran di negeri itu kini sudah mencapai 27,1 persen.
“Angka ini bukan untuk menakuti, tetapi ini adalah gambaran tragedi kemanusiaan, karena kondisi saat ini adalah titik paling rentan dari kehidupan bermasyarakat,” ujar Mahesh Vyash, CEO CMIE, dilansir dari Bloomberg.
Angka yang dipaparkan CMIE setara dengan empat kali lipat jumlah pengangguran akibat Covid-19 di Amerika Serikat. Bloomberg menyebut di Negeri Paman Sam pengangguran sudah melampaui angka 30 juta jiwa.
“Awalnya, lockdown memang hanya akan menyakiti para buruh dan pekerja informal. Namun, pelan tapi pasti kebijakan ini bakal menyakiti perusahaan yang sebelumnya dirasa lebih aman. Dimulai dengan startup, disusul beberapa industri lain,” sambung Vyash.
Dampak tingkat pengangguran yang melonjak ini membuat persaingan kerja juga kian ketat. CMIE menyebut dari pengangguran yang ada, 36 persen di antaranya kini telah berjuang mati-matian mencari penghidupan baru.
Dalam pemaparannya, Vyash menyebut data penelitian perusahaannya barangkali bukan yang paling benar. Namun, dia berharap riset ini bisa jadi sedikit gambaran bagi publik lantaran pemerintah India sejak awal berkeras enggan mempublikasikan data korban PHK akibat Covid-19. (ATN)
Discussion about this post