ASIATODAY.ID, DENPASAR – Pariwisata Bali, Indonesia kini tengah dalam ujian. Pasalnya, wabah corona (Covid-19) di China turut berdampak langsung terhadap industri pariwisata di sana.
Ketua Bali Tourism Board, Agung Partha, melaporkan, selama wabah mematikan itu merebak, terjadi pembatalan 40 ribu kunjungan wisatawan dunia di Bali. Akibatnya, Bali harus menderita kerugian sekitar Rp1 triliun lebih.
“Dalam situasi ini, pelaku pariwisata jangan banting harga untuk menjaga kualitas pariwisata Bali,” ujar Agung seusai seminar di Graha Tirta Gangga, Kantor Perwakilan BI Bali, Kamis (14/2/2020).
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana mengungkapkan, dampak virus corona terhadap industri pariwisata menjadi pukulan telak bagi Bali.
Sebab, sektor pariwisata menjadi roh dan lokomotif ekonomi Bali. Hampir 70 persen produk domestik regional bruto di Bali bersumber dari sektor pariwisata.
“Kami telah menempuh berbagai upaya agar pariwisata terus bisa beegerak. Yang patut disyukuri, sejumlah agenda yang diikuti peserta dari berbagai negara akan dilakukan di Bali dalam waktu dekat,” terangnya.
Walau demikian, Tjokorda tetap optismis situasi akan kembali normal jika wabah Covid-19 sudah berhasil dikendalikan.
“Kunjungan wisatawan ke Bali didominasi oleh turis China dan Australia. Sebaran wisatawan bervariasi, ada daerah yang 100 persen mengandalkan wisatawan China sehingga sangat merasakan dampak virus corona,” imbuhnya.
Dalam kondisi saat ini, Tjokorda meminta pelaku pariwisata diharapkan bisa bersabar dan berjiwa besar.
Pihaknya pun mulai menerapkan sejumlah strategi baru dengan cara menggalakkan pariwisata MICE (Meeting, Incentives Conventions, Exhibitions) ke Bali.
“Kita berharap even-even yang sebelumnya teragenda dilaksanakan di wilayah terinfeksi dan batal dilaksanakan, diharapkan bisa dialihkan ke Bali,” harapnya.
Selain itu, Bali juga minta pemerintah menambah rute penerbangan ke negara altenatif seperti Vietnam. Slot kosong yang sebelumnya diisi dengan rute dari dan ke China diharapkan bisa dialihkan ke negara lain seperti India dan Vietnam.
“Kami berharap pemerintah pusat bisa menurunkan harga tiket penerbangan domestik. Jangan hanya melihat dari sisi usaha penerbangan, namun pemerintah harus pula mempertimbangkan sektor ekonomi secara holistik,” imbuhnya. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post