ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Dewan eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) membuat terobosan besar untuk mendukung negara-negara berpenghasilan rendah (LICs) dalam mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Terobosan IMF itu berupa serangkaian reformasi kebijakan fasilitas pinjaman lunak.
“Reformasi ini diatur untuk memastikan bahwa IMF memiliki kapasitas untuk merespons secara fleksibel kebutuhan LIC dalam jangka menengah, sambil terus memberikan pinjaman lunak dengan tingkat bunga nol,” kata IMF dalam siaran pers, Sabtu (24/7/2021).
Reformasi itu menegaskan peningkatan 45 persen dalam batas normal akses ke pembiayaan lunak. Selain itu, ditambah dengan penghapusan batasan keras akses untuk negara-negara termiskin.
“Keputusan untuk menaikkan batas akses bukanlah arahan untuk meminjamkan lebih banyak di semua program IMF,” kata Wakil Direktur Departemen Kebijakan dan Tinjauan strategi IMF, Sean Nolan.
“Kebijakan ini memberikan fleksibilitas untuk memberikan lebih banyak pembiayaan tanpa bunga bagi negara-negara dengan program ekonomi yang kuat untuk menangani pandemi dan jalan menuju pemulihan penuh,” jelas Nolan.
Dewan eksekutif IMF juga menyetujui strategi pendanaan dua tahap untuk menutupi biaya pinjaman lunak terkait pandemi serta mendukung keberlanjutan Pengurangan Kemiskinan dan Pertumbuhan Trust (PRGT), yang disesuaikan dengan beragam kebutuhan negara-negara berpenghasilan rendah.
Pada tahap pertama, IMF akan berusaha untuk mengamankan sekitar USD4 miliar dalam sumber daya subsidi yang diperlukan untuk membiayai pinjaman tanpa bunga dari PRGT. Sementara itu, IMF akan berusaha untuk memobilisasi sekitar USD18 miliar sumber daya pinjaman PRGT baru dari pemberi pinjaman PRGT.
Langkah itu dilakukan karena permintaan dari negara-negara berpenghasilan rendah terhadap dukungan keuangan IMF diperkirakan akan tetap tinggi selama beberapa tahun ke depan.
IMF telah memberikan dukungan keuangan kepada 53 dari 69 negara berpenghasilan rendah yang memenuhi syarat pada 2020 dan pada paruh pertama 2021, dengan sekitar USD14 miliar dicairkan sebagai pinjaman suku bunga nol persen dari PRGT. (ATN)
Discussion about this post