ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah India menyita aset milik Xiaomi, produsen teknologi asal China senilai Rp10,4 triliun setelah ditemukan adanya transaksi illegal.
Laporan IndianExpress, Selasa (4/10/2022) Xiaomi India telah mengeluarkan pernyataan mendalam mengenai aset senilai Rs5.551,27 crope (US$682 juta) atau senilai Rp10,4 triliun yang disita oleh otoritas Foreign Exchange Management Act (FEMA).
Xiaomi India pun mengklaim bahwa lebih dari 84 persen dari jumlah aset yang disita merupakan pembayaran royalti kepada Qualcomm, perusahaan chipset asal Amerika Serikat.
Xiaomi menegaskan bahwa Xiaomi India adalah afiliasi dan salah satu perusahaan Grup Xiaomi, yang menandatangani perjanjian hukum dengan Qualcomm Group (AS) untuk melisensikan kekayaan intelektual untuk pembuatan smartphone.
Dalam pernyataan Xiaomi disebutkan bahwa baik Xiaomi maupun Qualcomm percaya bahwa itu adalah pengaturan komersial yang sah bagi Xiaomi India untuk membayar royalti Qualcomm.
Xiaomi mengatakan pembayarannya adalah untuk Paten Esensial Standar (SEP) dan IP yang digunakan dalam smartphone versi India.
Adapun, aset Xiaomi disita karena dugaan pelanggaran peraturan valuta asing dengan Direktorat Penegakan (ED) India mengklaim perusahaan mengirimkan sejumlah besar uang ke luar negeri kepada entitas terkait atas nama royalti tanpa benar-benar memanfaatkan layanan apa pun dari mereka atau Qualcomm.
ED juga telah menanyai Wakil Presiden Global Xiaomi Manu Kumar Jain dan direktur pelaksana India sebelumnya mengenai masalah ini.
Sebagai informasi, Xiaomi dan produsen smartphone lainnya melisensikan beberapa teknologi dari produsen chipset seperti Qualcomm, Mediatek, dan lain-lain, harus membayar royalti feed sebagai bagian dari perjanjian.
Xiaomi mencatat dalam pernyataannya bahwa ini adalah praktik standar di seluruh industri smartphone global dan tanpanya, smartphone tidak akan berfungsi di India.
Pernyataan itu menambahkan bahwa semua pembayaran royalti yang dilakukan oleh Xiaomi India hanya terkait dengan penjualan yang dilakukan oleh Xiaomi India dan bukan untuk negara atau wilayah lain.
Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh Qualcomm Group (AS). Xiaomi India menambahkan bahwa pembayaran ini dilakukan melalui saluran perbankan yang disetujui dan diamanatkan oleh RBI dan merupakan pengaturan komersial yang sah.
Xiaomi India juga membantah memiliki aset di luar India. Xiaomi India menambahkan bahwa Bagian 4 FEMA bahkan tidak berlaku dalam situasi ini. Menurut ketentuan Bagian 4, tidak ada orang atau badan yang boleh mentransfer, memegang valuta asing atau harta tak bergerak di luar India. (ATN)
Discussion about this post