ASIATODAY.ID, NEW DELHI – China dianggap telah memobilisasi sejumlah besar pasukan dan senjata di sepanjang perbatasan Himalaya yang menjadi pusat ketegangan dengan India.
Kementerian Luar Negeri India pada Kamis 25 Juni, menuduh Beijing meningkatkan ketegangan dan memicu bentrokan mematikan pekan lalu.
“Inti masalahnya adalah bahwa sejak awal Mei pihak China telah memobilisasi pasukan dan persenjataan di sepanjang LAC,” kata Juru Bicara Kemenlu India, Anurag Srivastava dalam sebuah briefing di New Delhi, merujuk pada Line of Actual Control (LAC) atau Garis Kontrol Aktual yang menjadi perbatasan de facto kedua negara.
“Ini tidak sesuai dengan ketentuan berbagai perjanjian bilateral kami,” tegas Srivastava, melansir AFP, Jumat (26/6/2020).
Menurutnya, hal itu tidak sesuai dengan perjanjian 1993 yang menentukan bahwa kedua belah pihak akan mempertahankan penyebaran perbatasan terbatas.
China menyalahkan India atas bentrokan 15 Juni -,yang paling mematikan di antara dua negara tetangga yang bersenjatakan nuklir selama lima dekade,- dan mengatakan pasukan India menyerang para perwira dan prajurit Chija.
Menanggapi kehadiran China yang meningkat bulan lalu, India juga mengerahkan sejumlah besar pasukan di sepanjang LAC.
Pasukan India dan China berkelahi selama beberapa jam di Lembah Galwan, menggunakan batu dan tongkat dengan paku yang tertanam di dalamnya untuk saling memukul, menewaskan 20 tentara India dan melukai setidaknya 76 lainnya. China belum mengungkapkan berapa banyak korban yang diderita pasukannya.
Setelah komandan militer senior mengadakan paroki minggu ini, kedua belah pihak telah sepakat untuk melepaskan pasukan mereka di perbatasan yang disengketakan.
Namun dalam gambar satelit China tampaknya telah menambahkan struktur baru di dekat lokasi bentrokan Lembah Galwan yang menurut India berada di pihaknya di LAC. Ini termasuk tenda yang disamarkan atau struktur tertutup dan sebuah kamp baru yang potensial sedang dibangun dengan tembok atau barikade.
Trump Janjikakan Bantuan
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menilai meningkatnya ketegangan antara India dan China sebagai sebuah “masalah besar.” Ia juga mengatakan bahwa AS akan berusaha membantu kedua negara dalam menyelesaikan konflik tersebut.
“Kami sedang berbicara dengan India, dan kami juga berbicara dengan China,” kata Trump kepada awak media di Gedung Putih sebelum bertolak menuju Tulsa.
“Ini merupakan situasi yang sangat sulit. Kami akan mencoba membantu mereka,” sambungnya, dikutip dari Press Trust of India, Minggu (21/6/2020).
Bulan lalu, Trump menawarkan untuk memediasi India dan China. Kedua negara sama-sama menolak tawaran tersebut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyalahkan China atas terjadinya bentrokan dengan India di perbatasan.
“PLA (Pasukan Pembebasan Rakyat China) telah meningkatkan ketegangan di perbatasan,” sebut Pompeo.
“Kita juga melihat China memiliterisasi Laut China Selatan dan secara ilegal mengklaim lebih banyak wilayah di sana,”lanjutnya. (ATN)
Discussion about this post