ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kebijakan Pemerintah India menutup ekspor gandum langsung berdampak terhadap kenaikan harga gandum secara global.
Pada Senin (16/5/2022) harga gandum telah melonjak menjadi 435 euro per ton di pasar di Eropa
Kenaikan harga gandum secara global ini terjadi di tengah kekhawatiran terhadap kurangnya pasokan sejak operasi militer Rusia ke pembangkit tenaga pertanian Ukraina pada Februari lalu.
Diketahui, pembangkit tenaga pertanian itu menyumbang 12 persen dari ekspor gandum global.
Lonjakan harga ini juga semakin diperburuk menyusul terjadinya krisis pupuk sehingga panen menjadi buruk. Hal itu memicu inflasi secara global dan menimbulkan kekhawatiran kelaparan dan kerusuhan sosial di negara-negara berpendapatan rendah.
Untuk diketahui, India sebagai produsen gandum terbesar kedua di dunia telah menutup keran ekspor pada Sabtu lalu. Faktor-faktor tertentu termasuk produksi menjadi lebih rendah dari biasanya.
Harga global pun meningkat tajam akibat kekhawatiran keamanan pangan 1,4 miliar masyarakat di sana.
Adapun kesepakatan ekspor tetap akan dipenuhi sebelum kebijakan diterbitkan pada 13 Mei lalu. Namun, pengiriman ekspor gandum ke depannya akan membutuhkan persetujuan pemerintah.
Ekspor dapat dilakukan jika pusat pemerintahan India di New Delhi menyetujui permintaan dari pemerintah negara lain. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ketahanan pangan mereka.
India pun sebelumnya sempat mengatakan siap membantu mengisi kekurangan pasokan yang disebabkan perang Ukraina dan Rusia.
Oleh sebab itu, larangan ekspor mendapat kritik tajam dari negara-negara industri G7 (Group of Seven). Mereka memprediksi tindakan pelarangan ekspor akan memperburuk krisis dan menyebabkan kenaikan harga komoditas. (AFP)
Discussion about this post