ASIATODAY.ID, TEHRAN – Duta Besar Indonesia untuk Iran, Ronny P. Yuliantoro menjadi pembicara pada acara The Third Technology Investment Meeting (TIM2021).
Di forum itu, Dubes Ronny mengajak negara-negara anggota kelompok D-8 memperkuat kolaborasi ekonomi di digital di Asia Tenggara. Kelompok D-8 beranggotakan 8 negara berkembang Islam yaitu Indonesia, Iran, Turki, Pakistan, Bangladesh, Malaysia, Mesir dan Nigeria.
TIM2021 sendiri merupakan side event pada The D-8 Technology Transfer and Exchange Network (D8TTEN) yang dihadiri sekitar 40 investor dari 21 negara dan 20 perusahaan start-up Iran dimana 30 persen diantaranya bergerak di bidang kesehatan. Pertemuan yang dibagi ke dalam 5 sesi tersebut dilaksanakan secara virtual selama dua hari.
“Indonesia menjadi pasar potensial dan peluang besar bagi para investor asing serta menjadi hub di Kawasan Asia Tenggara. Indonesia telah melakukan penyederhanaan prosedur perizinan usaha dan insentif guna mendorong iklim investasi,” jelas Dubes Ronny dikutip dari keterangannya, Jumat (19/2/2021).
Dubes Ronny menegaskan, saat ini Indonesia telah melakukan reformasi ekonomi dengan fokus pada pembangunan ketahanan kesehatan nasional (National Health Resillience) dan seperti negara lainnya, Indonesia juga melakukan impor alat-alat kesehatan selain memperluas kapasitas produksi dalam negeri dan suplai teknologi medis.
Indonesia terus melakukan kerjasama dan koordinasi dengan Iran di sektor kesehatan baik antar pemerintah maupun swasta dan melalui penandatanganan Product Supply Agreement mesin hemodialisis pada tanggal 2 Februari 2021 antara Arya Teb Firouz Co. dan Barakah Medika Nusantara menunjukkan kedua negara semakin memperkuat kerjasamanya di sektor tersebut.
“Kerjasama dan kolaborasi juga diharapkan dilakukan dengan negara-negara anggota D-8 lainnya terutama pembangunan industri kesehatan, riset dan pengembangan SDM di sektor kesehatan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Dubes Ronny menyampaikan bahwa pandemi COVID-19 juga telah berdampak terhadap UMKM yang memiliki andil besar dalam pembangunan ekonomi, namun di sisi lain terjadi percepatan pertumbuhan teknologi digital.
Ekonomi digital akan berperan penting dalam pemulihan ekonomi, oleh karena itu para pengusaha UMKM dituntut untuk bisa memanfaatkannya dengan baik dan peluang tersebut dapat dimanfaatkan untuk memperkuat kerjasama ekonomi digital UMKM.
“Saat ini Indonesia memiliki platform e-commerce yang terus berkembang sejak lima tahun lalu dan menjadikan Indonesia menempati urutan kelima negara di dunia dengan sekitar 2.208 perusahaan start-up setelah AS, India, Inggris dan Kanada,” tandasnya. (AT Network)
Discussion about this post