ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia dan India sepakat memperkuat sinergi di bidang ekonomi untuk menghadapi tantangan usai pandemi covid-19. Penjajakan peluang kerja sama perdagangan serta investasi dilakukan di bidang pengembangan farmasi untuk penanggulangan wabah covid-19.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengungkapkan hal itu saat bertemu secara virtual dengan Menteri Perkeretaapian, Perdagangan, dan Industri India, Piyush Goyal, dalam Pertemuan ke-3 Biennial Trade Ministers’ Forum (BTMF) Indonesia-India.
BTMF merupakan forum pertemuan reguler dua tahunan tingkat Menteri Perdagangan Indonesia dan India untuk membahas isu-isu perdagangan kedua negara.
“Dengan pertemuan ini, kedua negara dapat terus melanjutkan dialog dan kerja sama dagang, serta mencari peluang yang dapat dikerjasamakan di tengah pandemi saat ini,” kata Agus melalui keterangan tertulisnya, Kamis (2/7/2020).
Kedua menteri membahas berbagai isu ekonomi agar target perdagangan bilateral yang ditetapkan pemimpin kedua negara sebesar USD50 miliar pada 2025 dapat tercapai, termasuk akses pasar di masing-masing negara yang selalu menjadi bahasan BTMF. Selain itu, pembahasan juga dilakukan untuk upaya terobosan dalam menangani situasi ekonomi pascapandemi covid-19.
“Kedua menteri menyambut baik perkembangan perdagangan bilateral 2019 yang tercatat positif dan memahami tantangan berat yang akan dihadapi tahun ini dan tahun depan. Sebagai dua negara dengan penduduk terbesar di kawasan, Indonesia dan India sepakat membangun kolaborasi perdagangan,” ungkapnya.
Pada pertamuan tersebut, Mendag Agus juga meminta India agar dapat membantu membukakan akses produk Indonesia seperti minyak sawit dan produk turunannya (refined palm oil); perhiasan emas; ban kendaraan; dan produk pertanian khususnya pinang, gambir, teh karena tengah mengalami tekanan tarif dan nontarif.
Terkait bidang farmasi untuk penanggulangan wabah covid-19, Agus mengajak Menteri Piyush memfasilitasi kerja sama antara pelaku usaha obat-obatan dan alat kesehatan. India dinilai merupakan salah satu produsen utama obat-obatan dunia yang sangat berdaya saing.
“Saya mengajak Menteri Piyush untuk mendorong kerja sama antara pelaku usaha obat-obatan dan alat kesehatan termasuk melalui investasi, sinergi produksi bahan baku obat, maupun pengembangan vaksin covid-19 di Indonesia. Hal ini sejalan dengan fokus dan program pemerintah untuk memanfaatkan momentum pandemi guna membangun industri obat-obatan dan alat kesehatan di Indonesia,” ungkap Agus.
Indonesia, juga berkomitmen memberikan berkontribusi dalam upaya global penanganan covid-19 dengan penghapusan larangan ekspor bahan baku masker, produk antiseptik, dan alat pelindung diri (APD). Serta mengharapkan India dapat memberikan relaksasi atas sejumlah restriksi ekspor untuk produk alat kesehatan yang dibutuhkan Indonesia.
“Diharapkan momentum covid-19 dapat menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain global dalam industri alat-alat kesehatan,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo menambahkan, hasil konkret dari pertemuan ini yakni terkait kesepakatan kedua negara untuk melakukan penjajakan perundingan dagang bilateral. Kedua menteri telah sepakat agar Indonesia dan India segera bertemu dan membahas isu-isu perdagangan secara lebih intensif.
“Kami di level teknis akan membahas tindak lanjut pertemuan bilateral kedua menteri agar hubungan perdagangan dan investasi antara kedua negara berjalan lebih lancar,” ujar Iman. (ATN)
Discussion about this post