ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia kini tengah menghadapi tantangan baru.
Selain harus berjibaku mengendalikan wabah Covid-19 yang kian mengganas di dalam negeri, Indonesia juga kini ‘Diisolasi’ oleh komunitas global.
Pasalnya, 59 negara di dunia dilaporkan telah memboikot akses masuk bagi warga negara Indonesia (WNI) karena khawatir tertular Covid-19.
‘Hukuman’ ini sebenarnya ironis, sebab kasus Covid-19 di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan negara lain di Asia, Eropa bahkan Amerika Serikat.
Di Asia Tenggara, Filipina dan Indonesia memang menjadi dua negara yang paling parah dicengkram Covid-19. Hingga Selasa kemarin (8/9/2020), kedua negara ini melaporkan jumlah kasus baru yang hampir setara yakni 3.281 kasus positif di Filipina dan 3.046 di Indonesia.
Dengan tambahan itu membuat total kasus positif Covid-19 di Indonesia tembus menjadi 200.035 orang. Indonesia berada tepat di bawah Filipina dalam peta penularan dunia yang dibuat Johns Hopkins University, AS.
Berdasarkan data lembaga itu, Indonesia ditempatkan di urutan 23 negara penyumbang kasus terbanyak Covid-19 di dunia yang kini telah mencapai 27,5 juta kasus. Filipina di urutan 22 dengan jumlah kasus terkonfirmasi yang dilaporkan sebanyak 241.987.
Namun jumlah kasus kematian di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan Filipina yakni 8.230 orang berbanding 3.916.
Untuk kasus kematian, Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara dan nomor 20 di dunia saat ini. Sementara total kematian Covid-19 secara global mencapai 897 ribu kasus.
Dengan realitas ini, Indonesia dan Filipina kini berada dalam daftar yang warganya dilarang masuk ke sejumlah negara lain.
Merespon hal itu, Ketua Fraksi PKS DPR, Jazuli Juwaini mengatakan boikot terhadap warga negara Indonesia ini harus menjadi introspeksi bagi pemerintah agar bekerja keras menyelamatkan rakyat dari pandemi Covid-19.
Menurutnya, pemerintah seharusnya mengutamakan kesehatan dan keselamatan seluruh rakyat Indonesia dibandingkan ekonomi dan diplomasi.
“Prioritas utama saat ini adalah menyelamatkan nyawa rakyat dari pandemi Covid-19. Soal ekonomi, diplomasi, adalah prioritas sekian. Bahwa 59 negara menutup diri dari WNI untuk masuk itu realitas yang harus direspon serius dengan meningkatkan proteksi dan penyelamatan meluasnya wabah Covid di dalam negeri,” tegas Jazuli, Rabu (9/9/2020).
Menurutnya, prioritas pemerintah yang terlalu economic heavy justru berpotensi mengorbankan nyawa rakyat. Akibat tidak fokus pada penyelamatan rakyat, dampak ekonominya malah kian parah nantinya.
Bahkan kini banyak negara yang melarang WNI masuk karena protokol kesehatan dinilai tidak optimal mencegah meluasnya Covid-19.
“Fraksi PKS meminta kepada pemerintah untuk memprioritaskan nyawa rakyat. Nyawa rakyat adalah nomor satu. Ekonomi tidak akan bangkit jika rakyat sakit,” tegasnya.
Anggota Komisi I DPR tersebut juga mengingatkan pemerintah untuk menggunakan anggaran negara secara bijaksana dalam menanggulangi pandemi Covid-19.
“Setiap rupiah yang mengalir dari APBN harus digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Mari kita fokus lindungi kesehatan rakyat. Penggunaan anggaran harus tepat sasaran, harus fokus, tidak boleh ada penumpang gelap,” kata Jazuli.
Sebelumnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah mengeluarkan peringatan perjalanan tingkat 3 ke Indonesia. Warga Amerika Serikat (AS) diimbau sebisa mungkin menghindari atau menunda perjalanan ke Indonesia karena dinilai ada risiko tinggi penularan Covid-19.
Menurut CDC, jika warga AS tertular Covid-19 di Indonesia kemungkinan akan sulit mendapat pelayanan yang dibutuhkan.
“Risiko Covid-19 di Indonesia tinggi. CDC merekomendasikan hindari perjalanan internasional yang tidak penting ke Indonesia. Contohnya perjalanan penting yang bisa dikecualikan, seperti upaya bantuan kemanusiaan, alasan medis, hingga urusan keluarga darurat,” tulis CDC seperti dikutip pada Selasa (8/9/2020).
“Bila Anda sampai jatuh sakit di Indonesia, sumber daya yang ada mungkin terbatas. Buat rencana dengan matang dan pelajari bagaimana cara mendapat layanan kesehatan di luar negeri,” lanjutnya.
Disebutkan bahwa warga AS yang tertular atau jatuh sakit di Indonesia tidak bisa langsung kembali dan harus menjalani masa isolasi selama 14 hari atau sampai sembuh.
Sementara bila seseorang tidak jatuh sakit, maka begitu kembali ke AS tetap diharuskan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah selama 14 hari dan direkomendasikan menjalani tes Covid-19.
“Anda mungkin merasa baik-baik saja, tapi bisa jadi Anda memiliki virus tanpa gejala yang dapat menyebar ke orang lain,” tulis CDC. (ATN)
Discussion about this post