ASIATODAY.ID, PARIS – Indonesia melalui Perwakilannya di UNESCO, menyerukan peran UNESCO dalam memitigasi dampak COVID-19 terhadap sektor pendidikan, budaya, sains, komunikasi dan informasi.
UNESCO juga harus dapat mengadaptasi metode kerjanya sehingga dapat bekerja secara lebih efektif dan produktif dengan tetap mempertahankan inklusivitas di masa krisis saat ini.
Duta Besar Indonesia untuk Prancis merangkap Andorra, Monako dan UNESCO, Arrmanatha Nasir mengungkapkan hal itu dalam pertemuan daring 6th Special Session of Executive Board of UNESCO yang membahas dampak COVID-19 terhadap metode dan program kerja UNESCO pada tanggal 8 hingga 9 Juni 2020, sebagaimana keterangan tertulis KBRI Paris yang diterima , Kamis (11/6/2020).
Indonesia telah menjadi anggota UNESCO sejak 27 Mei 1950. Sebagai Badan Khusus PBB, UNESCO sejalan dengan kepentingan nasional Indonesia terutama untuk menciptakan kepentingan nasional dalam menciptakan perdamaian dunia dan memajukan kepentingan umum melalui pembangunan dan kerjasama pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, serta komunikasi dan Informasi.
Indonesia saat ini menjabat dengan posisi strategis sebagai anggota Executive Board UNESCO periode 2017-2021. Executive Board merupakan organ yang menentukan agenda pembahasan General Conference, proses penerimaan anggota dan penentuan program UNESCO ke depannya. (AT Network)
Discussion about this post