ASIATODAY.ID, JAKARTA – Untuk pertama kalinya, PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Klaster Pangan Republik Indonesia, melakukan ekspor perdana gurita steam (ready to eat) dan gurita whole frozen sebanyak 132 ton atau enam kontainer 40 feet ke Amerika Serikat (AS).
Pelepasan ekspor dilakukan oleh Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama Perinus Sigit Muhartono, serta Kepala Dinas Perikanan Pemprov Sulawesi Selatan Irsan Hapid di Makassar.
Arief mengatakan BUMN klaster pangan berkomitmen penuh dalam memperkuat sektor perikanan nasional melalui peningkatan produktivitas, ekspor, serta pengembangan produk-produk perikanan yang bernilai tambah dan berkualitas. Ia mengatakan ekspor perdana gurita ke AS menjadi awal yang baik untuk membuka peluang ekspor komoditas perikanan lainnya ke negara tersebut.
“Kegiatan ekspor di sektor perikanan merupakan salah satu penyumbang devisa negara, oleh karenanya perikanan menjadi salah satu lini bisnis BUMN Klaster Pangan yang sangat strategis. Untuk itu, kami terus melakukan optimalisasi serta mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki, salah satunya mengoptimalisasi potensi gurita di Sulawesi Selatan yang cukup besar, di mana gurita menjadi salah satu produk unggulan yang banyak diekspor dari Sulawesi Selatan,” ujar Arief dalam keterangan resmi, Minggu (26/9/2021).
Arief mengungkapkan, ekspor perdana gurita ini, semakin menambah daftar negara tujuan dan jenis produk perikanan yang telah diekspor Perinus.
Untuk meningkatkan ketersediaan dan menjaga keberlanjutan, Perinus terus memperkuat perannya sebagai offtake hasil tangkapan nelayan, selain untuk memastikan stok, hal tersebut juga dalam rangka membantu nelayan naik kelas dan memiliki kepastian pasar.
Sementara itu, Sigit mengatakan ekspor perdana ke AS dilakukan dengan sistem pre-order tahap awal sebanyak 132 ton atau dengan nilai sekitar Rp13 miliar.
Sebelumnya, Perinus juga telah melakukan ekspor produk gurita steam dan whole frozen ke Jepang.
“Sebelumnya, kami juga baru melepas ekspor perdana ke China untuk produk ikan kaca piring sebanyak 12 ton. Dalam waktu dekat, Perinus juga akan melakukan ekspor perdana ke China untuk produk ikan layur beku sebanyak 25 ton, dan ke Filipina untuk produk ikan Marlin,” jelas Sigit.
Sigit menambahkan, bertambahnya aktivitas ekspor yang dilakukan perusahaan tidak terlepas dari kesiapan sarana dan prasarana produksi yang mendukung, di antaranya berupa air blast freezer (ABF) berkapasitas 119 ton per hari dan cold storage berkapasitas 3.837 ton.
“Untuk mendukung aktivitas ekspor produk perikanan yang semakin masif, kami terus melakukan penguatan sarana produksi. Hal tersebut untuk memastikan produk yang dipasarkan memiliki kualitas yang baik,” tutur Sigit.
Berdasarkan data statistik, produksi perikanan Provinsi Sulawesi Selatan pada 2020 tercatat sebesar 4.102.319 ton yang terdiri dari perikanan budidaya sebesar 3.713.111 ton dan Perikanan Tangkap sebesar 389.208 ton. Komoditas hasil tangkapan laut yang menjadi salah satu primadona selain tuna, yaitu komoditas gurita. Produksi gurita Sulawesi Selatan pada 2020 sebesar 529 ton dan pada 2021 semester I produksi gurita sebesar 240 ton.
Eksport gurita pada 2020 sebesar 2,151 ton dengan nilai sebesar USD10,7 juta dengan negara tujuan terbesar yaitu AS sebesar 811 ton, Italia sebesar 294 ton dan Jepang 235 ton.
Pada 2021 hingga Juli, ekspor gurita sebesar 2.170 ton dengan nilai USD10,1 juta dengan negara tujuan terbesar yaitu AS sebesar 986 ton. (ATN)
Discussion about this post