ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pertemuan Khusus Tingkat Menteri ASEAN-Rusia digelar, Selasa (6/7/2021), telah menyepakati rencana penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Rusia pada Oktober 2021.
Pertemuan tingkat kepala negara itu diusulkan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov yang menjadi co-chair bersama Menlu RI, Retno Marsudi.
“KTT harus menjadi momentum penguatan kemitraan ASEAN dan Rusia untuk mengatasi berbagai tantangan dan juga meningkatkan kontribusi Rusia di kawasan,” kata Menlu Retno dalam pidatonya sebagaimana disampaikan dqlam siaran pers Kemlu yang dikutip Rabu (7/7/2021)
Selain membahas isu penanganan pandemi Covid-19, pertemuan tingkat menlu ASEAN dan Rusia itu juga mengangkat isu arsitektur kawasan. Menlu RI melihat persamaan prinsip-prinsip Visi Rusia mengenai arsitektur kawasan dan ASEAN Outlook on The Indo Pacific (AOIP), yang menjadi semakin relevan di masa pandemi.
“Saatnya kita mengedepankan kerjasama dibandingkan persaingan, kolaborasi dibandingkan kompetisi,” ujar Retno.
Indonesia juga mengajak Rusia untuk mendukung sentralitas ASEAN serta upaya mengatasi situasi di Myanmar, termasuk implementasi five-point consensus.
Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendorong komitmen dan peran aktif Rusia di kawasan Asia Tenggara tersebut menghasilkan outcome document berupa Co-chairs Summary yang intinya menyepakati percepatan pemulihan pasca-pandemi, termasuk menekan dampak-dampak sosio-ekonomi, mengembalikan stabilitas makroekonomi dan finansial, supply chain, konektivitas dan memperkuat ketahanan lingkungan.
Pertemuan, yang digelar dalam rangka 25 tahun kemitraan ASEAN-Rusia, juga menyepakati kerja sama kedua pihak dalam berbagai bidang, antara lain keamanan maritim, keamanan teknologi komunikasi dan informasi, penanganan bencana, serta penanggulangan terorisme dan kejahatan lintas batas.
Vaksin Sputnik
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno Marsudi juga meminta Rusia agar memprioritaskan ASEAN sebagai penerima vaksin dari negara itu yakni Sputnik V.
“Kenaikan kasus Covid-19, kemunculan berbagai varian baru, dan kesenjangan vaksinasi global merupakan pengingat bahwa ASEAN dan Rusia harus bekerja sama dengan lebih baik dalam menghadapi pandemi,” kata Retno.
Retno mendorong Rusia untuk mendukung pemenuhan kebutuhan vaksin di kawasan melalui doses-sharing, memprioritaskan negara ASEAN sebagai penerima vaksin Rusia, serta menjajaki kemungkinan joint-production dengan negara-negara anggota ASEAN.
Menlu RI juga mengajak ASEAN dan Rusia untuk bersama-sama memperkuat dukungan terhadap Covax Facility, negosiasi Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS) Waiver atau perjanjian standar minimal untuk regulasi hak kekayaan intelektual (HAKI), serta kesetaraan pengakuan terhadap vaksin.
Selain itu, Retno juga menegaskan pentingnya penguatan ketahanan kesehatan kawasan. Kolaborasi dengan Rusia diharapkan dapat meningkatkan kemandirian kawasan dalam industri kesehatan dan farmasi, penelitian serta penguatan sistem pencegahan dini kawasan.
“ASEAN-Rusia juga memiliki tanggung jawab untuk memperkuat WHO dan tatanan kesehatan global untuk mengantisipasi munculnya pandemi di masa mendatang,” tegas Menlu RI.
Rusia telah menjadi mitra strategis ASEAN sejak tahun 1996, dan dalam kurun waktu 25 tahun tersebut telah mengembangkan hubungan dan kerjasama yang erat di berbagai bidang, termasuk politik dan keamanan, ekonomi, sosial dan budaya.
Indonesia menjadi negara koordinator kemitraan ASEAN-Russia untuk periode tahun 2018-2021. (ATN)
Discussion about this post