ASIATODAY.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan kepada segenap bangsa Indonesia untuk berjuang bersama melawan pandemi coronavirus (covid-19). Indonesia harus bangkit dan menjadi bangsa pemenang dalam pengendalian virus dan pemulihan ekonomi.
Jokowi mengungkapkan, 215 negara di dunia bernasib sama dengan Indonesia akibat pandemi covid-19. Semua negara terdampak tengah berlomba-lomba untuk keluar dari kesulitan tersebut.
“Sebagai bangsa yang besar kita juga harus tampil sebagai pemenang. Kita harus optimis, kita harus mampu menciptakan peluang di tengah kesulitan,” seru Jokowi dalam amanatnya di Peringatan Hari Lahir Pancasila yang disiarkan secara virtual, Senin (1/6/2020).
Kemenangan melawan covid-19 bisa diwujudkan dengan terus berinovasi, berkreasi, berprestasi, dan karya nyata. Kepala Negara yakin Indonesia semakin tangguh menghadapi virus mematikan ini.
Jokowi juga menyampaikan pandemi covid-19 harus dijadikan momentum menegakkan persatuan. Hal itu diwujudkan dengan berbagi kepedulian dan membantu sesama.
“Mari kita tunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang kuat. Bukan hanya mampu menghadapi tantangan, tetapi bangsa yang memanfaatkan kesulitan menjadi sebuah lompatan kemajuan,” tegas Jokowi.
Kesehatan dan Ekonomi Harus Sejalan
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa kesehatan dan ekonomi sama pentingnya dan harus berjalan bersama.
Menurutnya, pandangan yang seolah-olah mendahulukan ekonomi sehingga dilakukan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sangat tidak benar.
Sejak Maret 2020, melalui PSBB pemerintah melakukan langkah untuk memprioritaskan kesehatan dengan terlebih dahulu merealokasikan anggaran untuk sarana dan fasilitas kesehatan bagi tenaga medis, tenaga kesehatan, serta masyarakat langsung. Langkah-langkah pencegahan secara masif dilakukan dari tingkat pusat sampai level terkecil di desa-desa.
Sri Mulyani menerangkan, percepatan juga terlihat dari jumlah laboratorium penanganan covid-19 yang bertambah signifikan mulai dari hanya satu laboratorium di Maret, hingga kini telah berjumlah lebih dari 100 laboratorium untuk rapid test dan Polymerase Chain Reaction (PCR).
“Bagaimana Saya merespons rencana pelonggaran PSBB? Pemerintah bukan tanpa dasar dalam melakukan pelonggaran PSBB. Pemerintah mengikuti standar WHO, yaitu jika angka Rt (Reproduksi Efektif) di bawah satu selama 14 hari, maka dapat dilakukan pelonggaran PSBB,” kata Sri dalam keterangan tertulis dia di laman Instagramnya, Senin (1/6/2020).
Berdasarkan zonasi terdapat sekitar 220 daerah yang masuk zona hijau atau daerah yang terkena covid-19 sangat sedikit, RT nol, atau tidak ada perkembangan yang mengkhawatirkan sehingga tidak perlu diatur sebagaimana zona merah.
Dengan mitigasi risiko agar tidak terjadi serangan gelombang kedua maka Pemerintah harus menyiapkan protokol normal baru ( new normal). Langkah-langkah dalam membuat protokol kesehatan disiapkan di tempat industri, mal, serta berbagai sarana publik.
“Saat ini masing-masing kementerian menyiapkan protokol tersebut. TNI dan Polri juga akan turut terlibat untuk menjamin enforcement dan disiplin pelaksanaan protokol tersebut di ruang publik,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post