ASIATODAY.ID, BOGOR – Aktivitas ekspor Indonesia di masa pandemi terus tumbuh.
Yang terbaru, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melepas ekspor florikultura dengan nilai transaksi Rp70 miliar ke 20 negara.
Negara tujuan ekspor tersebut yakni, Kanada, Inggris, Norwegia, Polandia, Jerman, Prancis, Rusia, Belanda, Amerika Serikat, Mesir, Nigeria, Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, India, Hong Kong, dan Selandia Baru.
Pelepasan ekspor pada Kamis (6//2021) itu diwakili dua pelaku usaha tanaman hias dengan nilai transaksi bisnis melebihi Rp 70 miliar dalam satu hari. Total 25 eksportir yang terdata secara simultan melakukan pengiriman dalam waktu dekat ini.
“Ini hebat karena kita bisa ekspor besar-besaran florikultura dan benih sayuran pada Bulan Suci Ramadan. Nilainya fantastis Rp70 miliar untuk hari ini saja dan ini tidak main-main,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL), dalam keterangan tertulis Jumat (7/5/2021).
Menurut SYL, para eksportir secara kontinyu melakukan ekspornya setiap hari. Totalnya lebih dari Rp2,3 triliun. Hal itu berefek luar biasa bagi perekonomian bangsa ini.
Syahrul menyebutkan, dalam kurun waktu 2017-2021, Indonesia telah mengekspor 1.4 juta ton produk hortikultura ke berbagai negara dengan nilai mencapai USD1,57 miliar. Volume ekspor rata-rata tiap tahun berkisar 291.000 ton dan tertinggi terjadi pada 2018 dengan volume sebesar 435.000 ton atau setara dengan USD439 juta.
Tahun 2020, komoditas buah-buahan memberi nilai ekspor tertinggi sebesar USD390 juta diikuti oleh sayuran dan tanaman obat dengan nilai USD148 juta dan USD86 juta. Hal ini bentuk nyata komitmen segenap stakeholder hortikultura nasional mewujudkan hortikultura berdaya saing dan memberi nilai strategis terhadap perekonomian bangsa.
SYL mengakui keberhasilan ekspor membuktikan bahwa kekayaan hortikultura bangsa Indonesia diakui dunia. Selain itu secara nyata negara lain membutuhkan pangan yang berasal dari Indonesia.
Sementara itu, Airlangga Hartarto mengapresiasi apa yang dilakukan menteri pertanian, di mana eksportir dan pelaku usaha dalam memulihkan perekonomian bangsa. Ekspor pertanian tahun ini berkontribusi 2,15 persen dengan catatan naik 14 persen atau senilai Rp1,45 miliar.
“Bisnis florikultura terbuka luas. Jika Belanda bisa ekspor besar-besaran maka Indonesia juga bisa. Ini adalah bisnis yang tidak ada batasnya,” ujar Airlangga Hartarto.
Presiden Joko Widodo sendiri mengarahkan agar pertanian dikawal dari hulu ke hilir dan mendorong kemudahan ekspor. Perbankan juga didorong agar perusahaan yang di bawah Rp 30 miliar diberi bantuan. (ATN)
Discussion about this post