ASIATODAY.ID, JAKARTA – Tindakan tabloid Charlie Hebdo di Prancis menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad menuai kecaman keras dari pemerintah Indonesia.
Penerbitan kembali karikatur yang menjadi kontroversi itu untuk memperingati lima tahun serangan ke kantor majalah tersebut.
“Indonesia mengecam keras semua tindakan tak terpuji ini,” tegas Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi dalam jumpa pers virtual, Jumat (4/9/2020).
“Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab, provokatif, dan telah melukai ratusan juta umat Muslim di dunia,” tegas Retno.
Menurut Retno, tindakan tersebut bertentangan dengan prinsip dan nilai demokrasi. Penerbitan ulang karikatur ini juga berpotensi menyebabkan perpecahan antarumat beragama.
Apalagi, penerbitan ulang dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Padahal dalam masa ini, dunia memerlukan persatuan untuk menanggulangi pandemi Covid-19.
Charlie Hebdo mencetak ulang kartun Nabi Muhammad SAW yang menjadikan kantor majalah satire tersebut sasaran serangan mematikan pada 2015. Perilisan ulang kartun kontroversial dilakukan satu hari sebelum persidangan 14 orang yang dituding membantu dua orang pelaku penyerangan kantor Charlie Hebdo pada 7 Januari 2015.
12 orang tewas dalam serangan termasuk, termasuk beberapa kartunis. 5 orang tewas beberapa hari kemudian di Paris dalam sebuah serangan berbeda namun terkait Charlie Hebdo.
Serangan di kantor Charlie Hebdo memicu gelombang aksi kekerasan lainnya di seantero Prancis.
Halaman depan edisi terbaru meliputi 12 kartun orisinil Nabi Muhammad, yang pernah diterbitkan di sebuah koran Denmark sebelum muncul di Charlie Hebdo. Salah satu kartun memperlihatkan Nabi Muhammad memakai bom ketimbang turban.
Dalam editorialnya, Charlie Hebdo mengklaim pihaknya sering dapat permintaan dari sejumlah pihak untuk melanjutkan karikatur Nabi Muhammad sejak serangan 2015. (ATN)
Discussion about this post