ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia memainkan peran kuci dalam mitigasi konflik di Indo – Pasifik dilingkup ASEAN.
Sebagai inisiator utama dalam pembahasan konsep Indo-Pasifik, Indonesia tentu harus menjabarkan konsep ASEAN Outlook di Indo Pacific. Hal ini menjadi langkah diplomasi Indonesia di saat masyarakat dunia sedang mengalami distorsi, antara lain dari ancaman perang dagang, stabilitas kawasan, Laut China Selatan. ASEAN Outlook on Indo Pacific lahir sebagai wujud concern negara anggota ASEAN atas situasi global.
Inisiatif Indonesia dalam menelurkan konsep Indo-Pasifik adalah implementasi diplomasi Indonesia yang bebas aktif dan senantiasa berupaya mewujudkan inisiatif perdamaian, sebanding dengan Deklarasi Djuanda yang lahir tahun 1957 dan peran Indonesia pada perumusan Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS) tahun 1982 saat perang dingin sedang berlangsung.
Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional, Dr. iur. Damos Dumoli Agusman, mengungkapkan bahwa dari perspektif hukum, ASEAN Outlook on Indo Pacific dapat menjadi basis untuk negara-negara anggota ASEAN menyikapi penyusunan Code of Conduct dan dinamika di Laut China Selatan.
Sementara Direktur Jenderal KSA, Bapak Jose AM Tavares, menyampaikan bahwa ada dua pendekatan yang perlu diterapkan dalam implementasi pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik yaitu pendekatan berbasis normatif, antara lain berupa penghormatan terhadap hukum internasional seperti Piagam PBB dan Konvensi Hukum Laut PBB 1982 dan berbasis proyek, termasuk rencana aksi regional Indo-Pasifik untuk memerangi sampah laut.
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Dr Siswo Pramono, menegaskan bahwa konsep Indo-Pasifik yang merupakan inisiatif Indonesia mengedepankan kerjasama prioritas ASEAN, termasuk bidang SDGs, maritim, ekonomi dan konektivitas.
Konsep Indo-Pasifik yang diusulkan Indonesia ini telah diadopsi oleh ASEAN pada KTT ke-34 ASEAN pada Juni 2019 lalu. Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Rizal Sukma menegaskan pentingnya Indo-Pasifik ini.
Dihadapkan pada kekhawatiran mengenai kestabilan dan perdamaian di Asia Tenggara terutama masa depan ASEAN serta seluruh Asia Timur, disadari pusat gravitasi geoekonomi dan geopolitik dunia berubah dari Barat ke Timur.
Tiongkok makin melaju sebagai kekuatan baru, sementara Amerika Serikat (AS) mencoba mempertahankan sumpremasinya di dunia. Menurut Dubes Rizal, proses dari perubahan strategis masih berjalan dan hasilnya belum terlihat.
“Tiga perkembangan di lain pihak, muncul dari proses perubahan itu,” ujar Dubes Rizal Sukma di CSIS, Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Pertama, permainan kekuasaan besar mulai kembali ke Asia Tenggara. Kedua, Asia Tenggara makin didefinisi dari bagaimana kekuasaan ekstra kawasan saling berinteraksi. Ketiga, Kekuatan ekstra kawasan mulai terformulasi dan dipromosikan oleh visi kawasan masing-masing negara.
Bagi Dubes Rizal, ada dua pertanyaan kunci di Kawasan Asia Tenggara. Pertama, apakah sentralisme ASEAN akan mati? Kedua, apa yang akan dilakukan oleh ASEAN?
Mantan Direktur Eksekutif CSIS itu menegaskan bahwa pada prinsipnya ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AIOP) menjadi jawaban atas kedua pertanyaan itu. AOIP mengakui ‘Sudah menjadi keterikatan ASEAN untuk memimpin perubahan arsitektur ekonomi dan keamanan di kawasan’.
“Ini dilakukan untuk menghadapi tantangan perubahan di Asia Pasifik dan wilayah Samudera Hindia,” jelasnya.
Menurut dia, Outlook (AIOP) menjanjikan bahwa ASEAN akan tetap mempertahankan sentralitas menghadapi perubahan arsitektur kawasan di Asia Tenggara dan sekitarnya. Dengan outlook itu, ASEAN akan menjadi penengah di dalam lingkup strategis dan kepentingan yang bermain.
“AIOP merupakan respons tantangan yang meningkat dari tekanan luar yang bisa mengancam persatuan ASEAN. Merespons perubahan eksternal di saat waktu kritis sudah menjadi keahlian dari ASEAN,” papar Dubes Rizal.
Dikatakan Dubes Rizal, Outlook Indo-Pasifik dari ASEAN ini tidak akan pernah terjadi tanpa inisiatif Indonesia. “Di bawah kepemimpinan dan keterlibatan langsung Menlu Retno Marsudi, Indonesia mampu meyakinkan rekan di kawasan mengenai perlunya ASEAN mengungkapkan visi dan masa depan arsitektur dan keamanan kawasan,” kata Dubes Rizal.
Diharapkan Outlook Indo-Pasifik ASEAN biasa dijadikan landasan di antara kekuatan besar bisa melakukan mitigasi konflik. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post