ASIATODAY.ID, MEXICO CITY – Pertemuan Komite Konsultatif Pertanian/Consultative Committee on Agriculture (CCA) Indonesia-Meksiko ke-3 telah diselenggarakan di Mexico City, Meksiko pada 21-22 November 2019.
Delegasi RI dalam pertemuan tersebut dipimpin Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian, dengan didampingi Dubes RI untuk Meksiko. Sementara Delegasi Meksiko dipimpin Koordinator Jenderal Kerja Sama Internasional Kementerian Pertanian Meksiko (SADER).
Melalui keterangan tertulis KBRI Mexico City yang diterima Rabu (27/11/2019), serangkaian isu dibahas dalam pertemuan itu, antara lain penjajakan kerja sama penguatan industri ternak sapi di Indonesia; kerja sama genetic improvement beberapa komoditas pertanian yaitu kelapa, kelapa sawit, kakao, dan kopi; serta akselerasi fasilitasi akses pasar komoditas pertanian, peternakan, dan perikanan.
Dalam hal industri ternak sapi, disampaikan bahwa kebutuhan konsumsi daging sapi Indonesia mencapai 500 ribu ekor per tahun, dan sampai saat ini masih harus dipenuhi dari impor. Indonesia mengharapkan kiranya dapat dijajaki kerja sama perdagangan sapi bakalan dengan Meksiko, yang juga diharapkan dapat sekaligus meningkatkan populasi sapi betina produktif di Indonesia — sejalan dengan mandat Permentan 41 Tahun 2019 yang mengatur perlunya rasio 1:20 antara indukan dan bakalan dalam importasi bakalan.
Sementara terkait isu kelapa sawit, Indonesia mengundang Meksiko untuk melakukan riset bersama pengembangan energi terbarukan (biofuel) berbasis kelapa sawit, di mana saat ini Indonesia sudah berhasil menerapkan program B-20 dan menuju B-30.
Selain itu Indonesia menawarkan kerja sama penanggulangan penyakit kelapa sawit dengan Meksiko. Meksiko menyambut baik kesempatan untuk belajar dari Indonesia mengenai pengembangan kelapa sawit, termasuk untuk pengembangan biofuel. Meksiko juga menyampaikan minat untuk mengeksplorasi kemungkinan kerja sama pengembangan biofuel berbasis produk lain, misalnya minyak jarak dan jathropa yang dapat ditanam di lahan marginal.
Terkait dengan akses perdagangan, Indonesia berminat untuk mengekspor buah-buahan tropis eksotis seperti salak, manggis dan nanas. Lebih lanjut, delegasi Indonesia juga mengangkat isu larangan ekspor udang dari Indonesia ke Meksiko (efektif tahun 2015).
Indonesia telah mengundang Meksiko untuk mengevaluasi ulang kondisi Indonesia, namun sampai saat ini belum dilakukan oleh Meksiko. Dalam hal ini, pihak Meksiko menyampaikan komitmennya untuk melakukan upaya pencabutan larangan impor udang tersebut.
Di sisi lain, Meksiko menyatakan minatnya untuk memasukkan produk halalnya ke pasar Indonesia. Disampaikan bahwa saat ini sudah ada 60 perusahaan Meksiko yang mendapatkan sertifikasi halal, khususnya dari lembaga Instituto Halal (Spanyol). Delegasi RI menegaskan bahwa sertifiksi halal untuk ekspor ke Indonesia harus mematuhi regulasi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia melalui BPJPH.
Pertemuan Komite Konsultatif Pertanian/Consultative Committee on Agriculture (CCA) Indonesia-Meksiko merupakan forum untuk membicarakan berbagai hal terkait isu pertanian yang menjadi perhatian bersama kedua pihak, termasuk untuk meningkatkan kerja Indonesia-Meksiko.
Pertemuan kali ini merupakan kali ketiga antar kedua negara. Pertemuan CCA Indonesia–Meksiko sebelumnya dilaksanakan pada 2012 dan 2017. Direncanakan pertemuan CCA Indonesia–Meksiko ke-4 akan dilaksanakan di Tanah Air tahun depan. (AT Network).
,’;\;\’\’
Discussion about this post