ASIATODAY.ID, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui rencana dibukanya Travel Bubble antara Indonesia dengan Singapura.
Program ini sempat tertunda beberapa kali akibat pandemi Covid-19.
“Presiden telah menyetujui untuk mulai penerapan Travel Bubble Bintan, Batam-Singapura, sebagai prototipe untuk memulai pembukaan ekonomi, khususnya pariwisata secara terkontrol dan terbatas,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartanto, Kamis (20/1/2022).
Menurut Airlangga, jika memungkinkan, Travel Bubble bisa dilaksanakan sebelum pelaksanaan Leaders-Retreat Indonesia-Singapura di Lagoi, Bintan pada bulan ini.
“Pemerintah akan segera melakukan pembahasan bersama terkait regulasi dan pengaturan secara teknis di lapangan,” kata Airlangga.
Airlangga mengungkapkan, terdapat beberapa hal yang harus segera ditindaklanjuti untuk persiapan penerapan Travel Bubble ini, salah satunya Satgas Penanganan Covid-19 untuk segera menyiapkan Surat Edaran (SE) yang khusus mengatur protokol kesehatan.
“Kemudian Kementerian Luar Negeri, segera menyiapkan dukungan kebijakan dan koordinasi dengan Pemerintah Singapura, serta Kementerian Kesehatan, menyiapkan dukungan pengaturan prokes dan lainnya” kata Airlangga.
Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menegaskan bahwa destinasi Bintan dan Batam sudah siap untuk dijadikan prototipe Travel Bubble Indonesia-Singapura.
“Saat ini, kasus konfirmasi Covid terus melandai dan tingkat vaksinasi juga tinggi. Dilain pihak, survei serology yang telah dilaksanakan juga mendapat hasil yang menggembirakan. Jika digabungkan dengan survei yang dilaksanakan di Batam, maka didapat angka 91 sampai dengan 92 persen. Ini artinya herd immunity masyarakat Kepri telah terbentuk” ujarnya.
Selain itu, dalam hal persiapan teknis, Bintan Resort telah memiliki Lab Tes Cepat Molekuler (TCM) yang terkoneksi ke aplikasi PeduliLindungi. Di Nongsa juga sedang proses pemberlakuan TCM, termasuk penerapan bluepass yang dipersiapkan untuk keperluan pelacakan bagi pekerja dan wisatawan.
“Kami berharap agar travel bubble ini dapat segera terealisasi mengingat angka pengangguran terbuka di Kepulauan Riau cukup tinggi dan sebagian besar berasal dari sektor pariwisata,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post