ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan seluruh perwakilan RI di Timur Tengah mulai menyiapkan skenario evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) menyusul eskalasi konflik antara Iran dan Amerika Serikat yang kian menajam.
Melalui seluruh kantor-kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Kemenlu memetakan sebaran Warga Negara Indonesia (WNI) di kawasan itu.
Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, saat ini pemetaan sedang dilakukan yang mencakup jumlah WNI dan wilayah sebaran mereka.
“Kita menentukan level of emergency-nya, karena kan masing-masing akan berbeda treatment-nya,” terang Retno dalam keterangannya yang diterima Selasa (07/01/2020).
Retno menjelaskan, setelah mengetahui level darurat, maka akan dicek kebutuhan logistik WNI dan ika dirasa perlu mengambil langkah evakuasi, Kemenlu akan mengecek rute teraman dan kesiapan evakuasi.
Langkah tersebut juga pernah digunakan saat mengevakuasi WNI di Yaman. Retno menambahkan pemetaan tersebut sudah dilakukan beberapa kali dengan perwakilan RI di kawasan tersebut.
Evakuasi WNI perlu kerja sama dengan Kementerian Pertahanan dan pesawat dari TNI Angkatan Udara. KBRI, kata Retno, tidak bisa melakukan evakuasi sendiri.
“Ada tenaga bantuan dari pusat dan melibatkan kerja sama dengan banyak pihak,” imbuhnya.
Untuk mengetahui seberapa jauh ketegangan antara AS dan Iran, Menlu Retno telah memanggil duta besar kedua negara tersebut yang ada di Indonesia. Lewat pertemuan itu, Retno menyampaikan pesan damai dari Indonesia.
“Kita concern terhadap hubungan Iran dan AS saat ini, dan kita mengharapkan masing-masing pihak atau semua pihak yang terkait untuk menahan diri sehingga tidak terjadi eskalasi lebih lanjut,” paparnya.
Retno menuturkan kepada kedua dubes bahwa jika terjadi eskalasi, hanya akan merugikan kedua pihak. Selain itu, membuat keamanan di kawasan tidak stabil, termasuk situasi ekonomi.
“Satu pesan kita untuk mengedepankan pesan damai, tapi mesin proteksi juga harus mulai jalan,” seru Retno.
Ketegangan antara Iran dan AS semakin menajam setelah militer Amerika menggempur Irak dan mengakibatkan gugurnya salah satu jenderal kharismatik Iran, Qassem Soleimani. Jenderal Soleimani terbunuh dalam serangan udara AS di Bandara Internasional Baghdad di Irak.
Gugurnya Soleimani membangkitkan amarah warga Iran dan para Muslim Syiah. Pemimpin Iran bahkan bersumpah untuk membalas dendam pada AS terkait kematian Soleimani. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post