ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia secara konsisten terus menyuarakan kesetaraan gender diberbagai forum, baik nasional, regional maupun internasional.
Yang terbaru, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga menyuarakan hal itu saat menjadi wakil Indonesia untuk berbicara dalam Perayaan ke-25 tahun Beijing Platform for Action (BPfA) dengan tema “Accelerating The Realization Of Gender Equality And The Empowerment Of All Women And Girls” yang diselenggarakan secara virtual.
“Dalam momentum yang sangat penting ini, saya ingin mengajak kita semua untuk bersama berjuang untuk mempercepat pengarusutamaan gender agar target pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 dapat terlaksana.
Sungguh suatu kebanggaan bahwa peran perempuan dalam pembangunan telah diakui secara luas, dan kontribusinya bagi masyarakat juga sangat dihargai. Namun demikian, kita juga harus mengakui bahwa masih terdapat hambatan yang harus dihadapi perempuan dalam memperoleh hak-hak fundamentalnya. Masih terdapat pandangan yang menempatkan perempuan sebagai subjek diskriminasi dalam bidang politik dan ekonomi serta kerap menjadi sasaran utama tindak kekerasan,” ungkap Menteri Bintang, sebagaimana keterangan tertulisnya yang diterima Senin (5/10/2020).
BPfA diselenggarakan sebagai wujud kesepakatan negara-negara anggota PBB dalam melaksanakan konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan sering dipakai sebagai landasan untuk menuntut komitmen pemerintah dalam menyelesaikan berbagai isu terutama yang berkaitan isu perempuan.
Fokus pembahasan pertemuan tahun ini yakni mengelaborasi sentralitas kesetaraan gender bagi pencapaian SDGs 2030, berbagai capaian di bidang kesetaraan gender sejak BPfA, berbagai hambatan yang di hadapi perempuan, penanganan sosial ekonomi Covid-19 bagi perempuan, dan pentingnya membuat capaian yang dapat diukur.
Menurut Menteri Bintang, situasi pandemi COVID-19 yang kini tengah melanda dunia termasuk Indonesia kian memperburuk tantangan yang sudah ada sebelumnya.
“Namun situasi pandemi ini tentunya tidak akan menyusutkan semangat untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan melindungi perempuan Indonesia. Hari ini merupakan momentum bagi kami untuk tetap teguh dalam memberdayakan perempuan untuk menghadapi masa-masa sulit ini. Inilah saatnya menempatkan perempuan pada peran sentral untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan dalam pengambilan keputusan, untuk menangani isu-isu global,” ujar Menteri Bintang.
Menteri Bintang menuturkan terdapat dua poin utama untuk memperkuat kolaborasi seluruh pihak dalam sinergi dan kolaborasi mempromosikan kesetaraan gender seperti yang ditargetkan dalam SDGs 2030.
Pertama, dibutuhkan target yang inovatif dan ambisius untuk memberdayakan perempuan dalam pengambilan keputusan dan kewirausahaan, khususnya di pedesaan.
Hal tersebut dapat diwujudkan dengan meningkatkan angka keterwakilan perempuan di parlemen Indonesia yang hingga saat ini sudah mencapai 20,5 persen, meskipun angka tersebut masih jauh dari target Indonesia sebesar 30 persen.
Kedua, menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan merupakan kunci untuk membuka potensi perempuan.
Kontribusi perempuan tidak boleh dibatasi dan pemisahan peran antara laki-laki dan perempuan harus dihapuskan.
“Sejak 2000, Indonesia juga telah menerapkan strategi pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional yang telah diintegrasikan ke dalam banyak ketentuan seperti Undang-undang Kesehatan dan pelayanan publik,” tandasnya. (AT Network)
Discussion about this post