ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengalami kesulitan untuk mencapai target 23 persen Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di sektor Ketenagalistrikan pada 2025.
Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya program fast track II yang tidak selesai.
Menurut Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Haryanto, dengan tidak terpenuhinya fast track II membuat target bauran energi, termasuk EBT, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) hingga 2025 tidak akan tercapai.
“Dengan tidak terpenuhinya fast track II PLN, menyebabkan RUPTL jadi tidak akan tercapai di 2025,” kata Haryanto dalam webinar green energy, Selasa (19/5/2020).
Dikatakan, dengan bauran energi dalam RUPTL yang tidak tercapai tentu akan menggerus persentase dari target EBT nasional sebesar 23 persen di 2025.
“Mengapa begitu? Karena proyek EBT di RUPTL itu tidak terealisasi,” jelasnya.
Haryanto mengatakan ketidaktercapaian target tersebut bisa ditutup dengan program energi surya nusantara yang saat ini tengah digalakan yakni dengan membangun dan menyediakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.
“Kalau energi surya nusantara sebagian yang bisa di-purpose direalisasikan, kapasitasnya satu giga watt (GW) cukup signifikan untuk PLTS,” terang Haryanto.
Haryanto juga menjabarkan strategi pengembangan PLTS skala besar dengan menggunakan bekas lahan tambang atau tambang terlantar yang lahan konsesinya sudah dikembalikan ke Pemda.
Dikatakan, PLTS di area bekas lahan tambang yang dibidik dengan luas sebesar 2.700 hektare mencapai 2.300 mega watt (M) di antaranya di Bangka Belitunng 1.250 MW, Kutai Barat 1.000 MW, Kutai Karta Negara 53 MW.
Kemudian PLTS Terapung dengan kapasitas 857 MW yang terbagi di area Waduk Wonogiri, Waduk Sutami, Waduk Jatiluhur, Waduk Mrica, Waduk Saguling, Waduk Wonorajo, dan Danau Singkarak.
Serta pengembangan PLTS di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) dan program hybrid di pulau-pulau terkecil. (ATN)
Discussion about this post