ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi menandatangani Kontrak Bagi Hasil Wilayah Kerja (WK) East Natuna, Sangkar dan Peri Mahakam di Gedung Heritage Kementerian ESDM, Selasa (30/5/2023). Total investasi tiga WK ini mencapai US$22.700.000 dan bonus tanda tangan US$600.000.
Penandatanganan kontrak bagi hasil WK East Natuna dan dua WK hasil lelang Penawaran Langsung Tahap II Tahun 2022 antara Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tersebut disaksikan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji di Jakarta, hari ini Selasa (30/5).
WK East Natuna merupakan WK yang diusulkan pengelolaannya secara langsung oleh PT Pertamina Hulu Energi yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero). Sedangkan WK Sangkar dan Peri Mahakam (WK Eksplorasi) merupakan wilayah yang dilelang oleh Pemerintah melalui Lelang Penawaran Langsung Tahap II Tahun 2022 periode November 2022 – Januari 2023 dan telah diumumkan pemenangnya tanggal 22 Februari 2023.
Kontrak Bagi Hasil WK Eksplorasi untuk ketiga WK tersebut berjangka waktu 30 tahun.
“Seluruh KKKS telah menyelesaikan kewajiban finansialnya yaitu pembayaran bonus tanda tangan dan menyerahkan jaminan pelaksanaan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku sebelum penandatanganan kontrak kerja sama,” kata Tutuka.
Rincian kontrak kerja sama sebagai berikut:
- Wilayah Kerja (WK) East Natuna dengan kontraktor PT Pertamina East Natuna. Adapun komitmen pasti dan tandatangan yakni 1 Studi G&G; Akuisisi Data Seismik 3D 430 km2; dan 1 sumur eksplorasi dengan total investasi senilai US$12,500,000. Bonus tanda tangan : US$500,000
- Wilayah Kerja (WK) Sangkar dengan kontraktor PT Saka Eksplorasi Timur. Adapun komitmen pasti dan tandatangan yakni 2 Studi G&G dan Akuisisi Data Seismik 3D 150 km2; dengan total investasi senilai US$3,000,000. Bonus tanda tangan : US$50,000
- Wilayah Kerja (WK) Peri Mahakam dengan kontraktor ENI Peri Mahakam Limited (49%) dan PT Pertamina Hulu Borneo (51%). Adapun komitmen pasti dan tandatangan yakni 3 Studi G&G; Akuisisi Data Seismik 3D 150 km2; dan 1 sumur eksplorasi dengan total investasi senilai US$7,200,000
Pada kesempatan tersebut, Tutuka meminta KKKS menjaga komitmennya dan berperan aktif mendukung kebutuhan energi nasional di masa mendatang. Tutuka juga menegaskan komitmen Pemerintah mendukung pengembangan migas nasional.
“Pemerintah Indonesia akan terus berupaya mendukung pengembangan kegiatan hulu migas dengan terus melakukan improvement dalam sistem pengelolaan migas sehingga dapat meningkatkan keyakinan investor dalam melakukan investasi,” ujarnya.
Dengan bertambahnya penandatanganan tiga kontrak baru ini, Pemerintah berharap dapat menjadi salah satu bukti bagi para investor bahwa industri hulu migas Indonesia masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan, serta memiliki daya tarik yang tinggi.
“Semoga dengan ditandatanganinya ketiga kontrak kerja sama hari ini akan dapat menambah peluang penemuan lapangan baru migas dan kegiatan eksplorasi di masa yang akan datang,” pungkas Tutuka.
Sebelum penandatanganan kontrak ini, pada tahun 2023 ini juga telah ditandatangani 5 kontrak kerja sama hasil lelang yaitu:
- Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Offshore North West Aceh.
- Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Offshore South West Aceh.
- Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Jabung Tengah.
- Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja West Kampar.
- Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Paus.
Saat ini juga terdapat beberapa WK yang masih dalam proses evaluasi lelang Penawaran Langsung Tahap I Tahun 2023, yaitu WK Akia, Beluga dan Bengara I yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk kegiatan hulu migas di Indonesia. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post