ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia memastikan penerapan sistem travel bubble bagi delegasi negara peserta KTT G20 sebagai upaya menekan infeksi Covid-19.
Saat ini, sejumlah delegasi dari negara peserta Group of Twenty (G20) mulai berdatangan ke Indonesia.
“Sejak Sabtu malam, sejumlah delegasi sudah hadir dan sudah kami tangani semua. Seluruh delegasi sejauh ini dipandang layak secara kesehatan untuk mengikuti setiap rangkaian kegiatan,” jelas Sekretaris Pokja Logistik Bidang Finance Track G20, Rudy Rahmaddi dalam Media Briefing Persiapan 2nd FCBD dan 1st FMCBG G-20,FMB9, Senin (14/2/2022).
Rudy menjelaskan forum G20 ini akan diselenggarakan secara hybrid. Sebanyak 389 delegasi akan hadir dalam pertemuan jalur keuangan G20 pada pekan ini.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 175 delegasi akan hadir secara virtual, sedangkan 214 lainnya akan hadir secara langsung.
Panitia menerapkan skema travel bubble sebagai bentuk karantina untuk para delegasi yang datang ke Jakarta.
“Kedatangan luar negeri pada prinsipnya harus dikarantina dan bentuk karantina yang kami lakukan untuk delegasi adalah travel bubble,” kata Rudy.
Para delegasi dapat lepas dari bubble atau keluar dari area pertemuan setelah pertemuan rampung dan melewati masa sesuai dengan ketentuan karantina. Peserta juga akan menjalani tes dengan metode PCR maupun antigen setiap hari guna memastikan keamanan pertemuan.
“Setelah travel bubble dan pertemuan selesai, tentu mereka bisa lepas dari karantina atau kembali ke negaranya,” kata Rudy.
Travel bubble sendiri adalah sistem koridor perjalanan yang bertujuan untuk membagi peserta ke dalam kelompok (bubble) yang berbeda.
Caranya adalah dengan memisahkan peserta yang memiliki risiko terpapar Covid-19, baik dari sisi riwayat kontak atau riwayat bepergian ke wilayah yang telah terjadi transmisi komunitas dengan masyarakat umum.
Pemisahan juga disertai pembatasan interaksi hanya pada orang di dalam satu kelompok (bubble) yang sama dan penerapan prinsip karantina untuk meminimalisasi risiko penyebaran Covid-19.
“Kami kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, Polri, dan BNPB agar bubble ini tidak pecah,” ujarnya.
Adapun forum G20 ini dibagi dalam dua pertemuan. Pertama adalah pertemuan tingkat menteri dan gubernur bank sentral G20 yang akan digelar pada 17-18 Februari 2022.
Sementara pertemuan kedua tingkat deputi jalur keuangan G20 akan digelar pada 15-16 Februari 2022.
Rudy menjelaskan, kedua pertemuan ini akan digelar di Jakarta Convention Center, Jakarta. Seluruh penyelenggaraan G20 dipusatkan di kawasan Senayan, Jakarta Selatan.
“Ada beberapa area khusus di kawasan Gelora Bung Karno yang akan digunakan untuk acara pendukung. Hospitality dinner di Hutan Kota Plataran, program sosial di Stadion Bung Karno, dan official hotel di kawasan Senayan,” jelasnya.
Berdasarkan data Panitia Jalur Keuangan G20, delegasi yang akan hadir secara fisik, antara lain berasal dari Amerika Serikat (AS), Italia, Uni Eropa, Jepang, Arab Saudi, Afrika Selatan, Prancis, Argentina, Australia, Turki, dan Inggris.
Selain menghadiri pertemuan secara fisik, sebagian delegasi asal negara-negara tersebut juga melakukan pertemuan secara virtual.
Adapun negara yang tidak mengirimkan delegasi secara fisik dan hanya menghadiri pertemuan secara virtual, yakni China, India, Brazil, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Kanada, dan Jerman. (ATN)
Discussion about this post